KEPEMIMPINAN MUNIF CHATIB DALAM MEMAJUKAN LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM
DENGAN STRATEGI MULTIPLE INTELLIGENCES RESEARCH
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Leadership Pendidikan
Dosen Pengampu: Istanto, S.PdI, M.Pd
Disusun Oleh:
SEBASTIAN WISNU AJI
G000140137/Kelas C
HP. 085726302871
FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
DAFTAR ISI
HALAMAN DEPAN..........................................................................................
i
DAFTAR
ISI.......................................................................................................
ii
ABSTRAK...........................................................................................................
iii
BAB
I PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang...............................................................................................
1
B.
Rumusan
Masalah..........................................................................................
2
C.
Tujuan.............................................................................................................
2
D.
Metode
Penelitian..........................................................................................
2
BAB
II KAJIAN TEORI
A.
Biografi
Munif Chatib....................................................................................
3
B.
Landasan
Teori...............................................................................................
4
1.
Pengertian Pendidikan
Islam ................................................................. 4
2.
Memadukan pendidikan Islam dengan pengetahuan modern................ 5
3.
Multiple Intelligences Research (MIR) untuk mendukung kemajuan
Pendidikan Islam 6
BAB
III HASIL PENEMUAN..........................................................................
8
BAB
IV PEMBAHASAN...................................................................................
9
BAB
V SIMPULAN........................................................................................... 10
DAFTAR
PUSTAKA......................................................................................... 11
ABSTRAK
Munif
Chatib merupakan salah satu tokoh pendidikan asal Indonesia yang inovatif dalam
memajukan Pendidikan. Namanya mulai mengemuka ketika menulis sebuah buku yang
berjudul Sekolahnya Manusia. Buku itu menceritakan bagaimana ia menyulap
SMP Yayasan Islam Malik Ibrahim (YIMI) Full Day School Gresik yang semula
hampir mati karena kalah bersaing dengan sekolah lain menjadi salah satu
sekolah yang terbaik di Gresik. Salah satu strategi yang di pakai Munif Chatib
dalam merombak sekolah tersebut adalah dengan Strategi Multiple Intelligences Research (MIR).
Dengan
berbasiskan lembaga pendidikan islam, SMP YIMI Gresik dapat merubah paradigma
masyarakat ataupun sekolah dalam menilai kecerdasan anak. Menurut Munif Chatib,
sekolah yang unggul adalah sekolah yang menganggap bahwa tidak ada siswa yang
bodoh. Sekolah ini lebih mengutamakan OutPut siswa dari pada inputnya.
Dengan menerapkan strategi Multiple Intelligences Research, Munif Chatib
memberikan inspirasi pada guru dalam menangani siswa yang memiliki
kecerdasan beragam.
Kata
Kunci: Munif Chatib,
Multiple Intelligences Research (MIR), Kecerdasan
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Manusia merupakan makhluk yang dikaruniai akal dan naluri sejak
lahir ke dunia. Dengan akal manusia bisa berpikir dan memperoleh pengetahuan.
Naluri manusia untuk tumbuh dan berkembang membuat manusia memiliki sifat
keingintahuan tentang apa yang dilihat dan dirasakan di sekitarnya. Selain itu,
manusia juga mempunyai potensi diri yang jika dikembangkan akan membentuk
manusia yang cerdas dan unggul. Salah satu cara untuk mengembangkan potensi
manusia adalah melalui pendidikan.
Manusia yang hidup di dunia ini tidak terlepas dari pendidikan,
semua pasti pernah mendapatkan pendidikan, baik pendidikan secara formal maupun
non formal, pendidikan formal diperoleh dari sekolah sedangkan pendidikan non
formal diperoleh dari lingkungan keluarga dan masyarakat.
Di dalam ajaran Islam pendidikan sering disebut dalam beberapa Ayat
Al qur’an dan Hadits, bahkan Nabi Muhammad SAW mewajibkan setiap muslim untuk
menuntut ilmu. Hal ini mencerminkan akan pentingnya pendidikan bagi umat islam.
Pada masa modern ini, dunia pendidikan didominasi oleh pengetahuan barat.
Walaupun demikian, pada masa kontemporer ini para ilmuwan islam telah banyak
memadukan pengetahuan modern dengan pengetahuan islam. Hal ini terbukti dengan
adanya karya-karya seperti buku-buku yang mengkaji tentang pendidikan yang
didasarkan pada ajaran islam, misalnya karya Nidhal Guessoum yang berjudul Islam’s
Quantum Question. Buku itu membahas tentang bagaimana cara membangun islamic
science. Selain itu, di perguruan tinggi yang berbasis islam juga
mencantumkan mata kuliah ilmu pendidikan islam di dalam kurikulumnya.
Semakin berkembangnya teori pendidikan berdampak pada teori pembelajaran disekolah. Para ilmuwan di
barat seperti berlomba-lomba mencari cara untuk mengembangkan pendidikan. Misalnya: Howard Gardner yang mengembangkan
teori pembelajaran multiple intelligens
ataupun Bobbi De Porter yang mengembangkan Quantum Learningnya. Hal itu terjadi
juga di Indonesia. Munif Chatib misalnya,
Ia mengadopsi langsung dari teori yang dikembangkan Gardner.
B. Rumusan
Masalah
1.
Bagaimana
pengertian pendidikan islam itu?
2.
Bagaimana
cara memajukan lembaga pendidikan islam?
3.
Bagaimana
cara munif chatib memajukan sekolah berbasis multiple intelligences?
C. Tujuan
1.
Mengetahui
pengertian pendidikan islam.
2.
Mengetahui
cara memajukan lembaga pendidikan islam.
3.
Mengetahui
cara munif chatib memajukan sekolah berbasis multiple intelligences.
D. Metode
Penelitian
Penulis dalam karya tulis ini menggunakan metode kajian pustaka
atau library research untuk memperoleh data dan informasi. Metode
penulisan dengan kajian pustaka adalah melakukan penulisan dengan obyek
penelitian yang terfokus pada pustaka-pustaka. Penulis mencari referensi buku
seputar pendidikan, khususnya pada tokoh Munif Chatib. Untuk menambah informasi
mengenai obyek penelitian, penulis mencari informasi dari media internet yang
valid dan dapat dipertanggung jawabkan serta relevan atau saling berhubungan
dengan obyek penelitian.
Setelah
data yang diperlukan terkumpul, dilakukan pengolahan data dengan menyusun
secara sistematis dan logis. Pengolahan data dilakukan dengan memadukan
beberapa informasi dan pendapat para ahli untuk dijadikan satu argumen dan cara
pandang suatu masalah. Sehingga dapat dikatakan teknik pengolahan data dan informasi
dilakukan dengan deskriptif argumentatif.
BAB II
KAJIAN TEORI
A.
Biografi Munif Chatib
Nama Munif
Chatib muncul ke permukaan ketika bukunya yang berjudul sekolahnya manusia
menggemparkan dunia pendidikan Indonesia. Melalui bukunya itu ia telah
menginspirasi banyak sekolah dalam mengelola sistem pendidikanya.
Ketertarikanya
pada dunia pendidikan dimulai sejak masih SMA. Ia membantu gurunya dalam
memberikan bimbingan belajar kepada teman-temanya. Karena tidak ada yang
mengarahkanya, ia masuk ke Fakultas Hukum, Universitas Brawijaya Malang.
Sebelum lulus sarjana, beliau pernah menjadi asisten dosen di Fakultas Hukum
sebuah Universitas baru di Sidoarjo. Sempat pula memimpin sebuah lembaga
pendidikan komputer dan bahasa Inggris di Jakarta, akhirnya diminta oleh
Universitas Nasional Jakarta untuk menjadi pengajar di fakultas Ilmu Sosial dan
politik.[1]
Setelah menjadi
sarjana, Munif sempat menjadi pengacara selama satu tahun, akan tetapi karena
ia tak begitu tertarik dengan dunia hukum. Hatinya lebih mantap menjadi
pengajar. Pada tahun 1998-1999, seorang yang suka menulis puisi ini semakin
memantapkan langkahnya di dunia pendidikan. Ia menyelesaikan Studi Distance
Learning di Supercamp Oceanside California, USA yang dipimpin oleh Bobbi
Deporter. Dari 73 lulusan alumni pertama tersebut, ia menduduki peringkat yang
ke-5 dan satu-satunya lulusan dari Indonesia. Tesisnya, “Islamic Quantum
Learning” cukup menggemparkan dan sampai sekarang dijadikan referensi yang
diminati di Supercamp.[2]
Kini, Munif
Chatib menjabat CEO Next Worldview, sebuah lembaga konsultan dan pelatihan
pendidikan, salah seorang anggota majelis penguji penataan ulang kurikulum 14
pusat kurikulum di Kementerian pendidikan Nasional, serta direktur SOH Cibubur.[3]
B. Landasan Teori
1. Pengertian Pendidikan Islam
Pendidikan
merupakan salah satu disiplin ilmu yang menarik untuk dikaji, karena pendidikan
bertalian erat dengan kehidupan manusia. Semua manusia umumnya pernah mengenyam
pendidikan. Pendidikan bukan hanya terbatas pada ruang dan waktu saja semisal
di sekolah, akan tetapi pendidikan bisa didapat melalui lingkungan ataupun
masyarakat. Sebelum membahas pendidikan islam, penulis menjelaskan pengertian
pendidikan dalam makna umum terlebih dahulu. Beberapa ahli mempunyai pendapat
masing-masing dalam mendefinisikan pendidikan.
Menurut
bapak pendidikan Indonesia, Ki Hajar Dewantara menyatakan pendidikan
umumnya berarti daya upaya untuk memajukan budi pekerti (kekuatan batin),
pikiran (intellect) dan jasmani anak-anak selaras dengan alam dan
masyarakatnya.[4] Selain itu, menurut John Dewey dari segi hakikatnya, pendidikan
berarti perkembangan dari sejak lahir sampai menjelang kematian dan pendidikan
juga berarti sebagai kehidupan. Education is growth, development and lie.
Pendidikan tidak mempunyai tujuan dari luar dirinya, melainkan terdapat dalam
pendidikan itu sendiri.[5]
Pendidikan tidak bisa dipisahkan dari kehidupan manusia, karena pendidikan
merupakan proses membentuk manusia yang utuh dan pribadi yang maju. Mengubah
dari yang tidak mengetahui sesuatu menjadi mengetahui tentang segala yang bisa
dipelajari.
Menurut
ajaran islam, pendidikan sangat ditekankan kepada para pemeluknya. Terbukti
dengan banyaknya ayat Al qur’an ataupun hadits yang menyinggung tentang pendidikan.
Dalam
istilah islam, pendidikan juga dapat diartikan sebagai Al Tarbiyah, Al Ta’lim,
Al Ta’dib, Al Tahdzib, Al Wa’dz, Al Riyadhah, Al Tazkiyah, Al Talqin, Al
Tadris, Al Irsyad dan lain sebagainya. Al Naquib Al-attas mengartikan Ta’dib
sebagai pengenalan dan pengakuan yang secara berangsur-angsur ditanamkan kepada
manusia tentang tempat-tempat yang tepat dari segala sesuatu didalam tatanan
penciptaan, sehingga membimbing kearah pengenalan dan pengakuan kekuatan dan
keagungan tuhan.[6]
Menurut M. Yusuf Al
Qurdlowi pendidikan islam adalah pendidikan manusia seutuhnya, akal dan
hatinya, rohani dan jasmaninya, akhlak dan keterampilanya, karena itu
pendidikan islam menyiapkan manusia untuk hidup baik dalam keadaan damai maupun perang, dan menyiapkan untuk
menghadapi masyarakat dengan segala kebaikan dan kejahatanya, manis dan
pahitnya.[7]
Dari uraian diatas dapat di simpulkan bahwa
pendidikan islam bertujuan untuk membentuk pribadi yang cerdas dan mempunyai
pengetahuan yang luas untuk mencapai tujuan hidupnya yaitu hidup yang bahagia
dengan mengakui keagungan Allah SWT.
2. Memadukan pendidikan Islam dengan pengetahuan modern
Saat ini didunia pendidikan sangat didominasi
oleh bangsa barat dengan modern sciencenya. Pengetahuan yang disertai dengan
teknologi canggih membuat manusia saat ini berkiblat pada dunia barat. Harus diakui
bahwa umat islam masih tertinggal dari sains barat. Sebagai contoh
adalah penerapan kurikulum di jenjang pendidikan yang mayoritas berorientasi
pada pengetahuan yang bersumber dari barat.
Hal ini membuat para ahli yang beragama islam
mencoba membuat terobosan baru dengan membuat teori-teori yang bertujuan untuk
memajukan dunia islam, salah satunya melalui pendidikan. Nidhal Guessoum,
seorang ilmuwan dari Aljazair yang terkenal dengan bukunya Islam’s Quantun
Question membahas berbagai pandangan tentang Islam dan Sains di masa mendatang
dan perkembangan pendidikan di dunia Islam. menceritakan pengalaman pribadinya
sebagai seorang guru dan ilmuwan. Ia menyarankan agar para pelajar Muslim
memiliki kesadaran untuk mempelajari ilmu pengetahuan sebagai sarana untuk
memahami filsafat ilmu dan sejarah yang terkait dengan Islam secara
komprehensif.
Guessoum mengajak umat Islam bergandengan
tangan dengan sains modern (ilmu pengetahuan yang dihasilkan di luar Islam),
serta menjauhkan prasangka terhadap Barat. Upaya rekonsiliasi antara Islam dan
sains pada konteks kekinian dilakukan secara metodologis yang didasarkan pada
basis-basis epistemologis. bagian ini mengetengahkan isu-isu kontemporer sains
yang dihadapkan pada Islam. Guessoum membahas bagaimana intelektual Muslim
merespon tema kosmologi, teleologi, dan evolusi modern. Guessoum memandang
bahwa dunia Islam perlu merumuskan pertanyaan ilmiah secara serius dan
komprehensif. Jika Islam berhasil mewujudkan hal ini, maka Islam akan mampu
berdiri tegak mengibarkan bendera kejayaan tanpa menutup diri dari pengaruh
barat.[8]
3. Multiple Intelligences Research (MIR) untuk mendukung kemajuan
Pendidikan Islam
Beberapa cara dilakukan oleh pemerintah maupun
sekolah untuk menemukan cara efektif memajukan kualitas pendidikan. Salah satu
ilmuan Indonesia, Munif Chatib, seorang CEO sebuah lembaga konsultan dan
pelatihan pendidikan memperkenalkan metode
riset yang diberi nama Multiple
Intelligences Research (MIR). MIR ini terinspirasi dari dua tokoh barat yang
terkenal dengan teori Multiple Intelligensnya yaitu Howard Gardner dan tokoh
Quantum Learning, Bobby de Porter.
Multiple Intelligences Research (MIR) merupakan
sebuah riset yang ditujukan kepada siswa dan orang tuanya untuk mengetahui
kecenderungan kecerdasan siswa yang paling menonjol dan berpengaruh, bukan alat
tes seleksi masuk. Melalui MIR, siswa dan guru dapat mengetahui banyak hal,
seperti grafik kecenderungan kecerdasan siswa, gaya belajar siswa, dan kegiatan
kreatif yang disarankan, yang berbeda antara satu siswa dengan siswa yang lain.[9]
Dengan riset MIR ini akan didapat hasil yang
digunakan untuk metode pengajaran di dalam kelas. Kecerdasan siswa yang
berbea-beda menuntut guru untuk menemukan cara yang efektif dan menarik dalam
menyampaikan materi pelajaran. Semua siswa pada dasarnya mempunyai potensi
masing-masing yang jika ditangani dengan benar akan membentuk pribadi yang
cerdas dan unggul.
BAB III
HASIL PENEMUAN
Didaerah Bondowoso, Jawa Timur, terdapat sekolah yang kini
berkembang menjadi salah satu sekolah unggulan di Jawa Timur, sekolah itu
adalah SMP Yayasan Islam Malik Ibrahim (YIMI) Full Day School Gresik. Tak
banyak yang tau sebelumnya bahwa sekolah yang awalnya bernama SMP Malik Ibrahim
Gresik ini hampir ditutup oleh Dinas Pendidikan setempat karena kurangnya minat
masyarakat untuk menyekolahkan anaknya disekolah ini. Memang citra sekolah yang sudah berdiri sejak tahun 1912
ini di mata masyarakat tidak baik. Hal itu dikarenakan bangunan sekolahnya yang
sudah kuno dan jumlah penerimaan siswa yang sangat sedikit.
Sekolah yang dulunya mendapat citra buruk di masyarakat itu kini
berkembang dengan bangunan lebih bagus serta memiliki prestasi yang bagus.
Salah satu buktinya adalah SMP YIMI Gresik meluluskan siswanya dengan nilai rata-rata
Unas 27,50. Nilai tertinggi diraih sekolah bertaraf internasional SMP 1 Gresik
dengan nilai rata-rata 27,58. Dengan berpredikat sebagai sekolah debutan,
sekolah ini berhasil meluluskan siswanya 100 persen. Seiring dengan perubahan
itu, SMP YIMI Gresik kini mendapatkan kepercayaan dari masyarakat. Sekolah ini
menggunakan Metode riset Multiple Intelligences Research saat penerimaan siswa
baru. Metode ini tidak hanya memilih siswa yang pandai saja, semua siswa bisa
masuk sekolah ini selama belum penuh kuotanya.[10]
BAB IV
PEMBAHASAN
Seluruh lembaga pendidikan islam sejak tahun 1975 sudah menerapkan
kurikulum yang integrated antara ilmu agama dan ilmu umum. Adanya progam
pembaharuan pendidikan islam melalui dana yang diusahakan dari berbagai lembaga
donor internasional yang dikoordinasikan pelaksanaanya oleh Kementerian Agama
Republik Indonesia dilakukan pengembangan kurikulum yang integrated dan
menerapkan konsep pendidikan yang progesif, juga dilakukan pengembangan sarana,
prasarana, laboratorium dan sebagainya.[11]
SMP YIMI Gresik merubah bangunanya menjadi modern karena ingin
menyesuaikan dengan perkembangan zaman. Lingkungan yang lebih baik akan
memberikan kesan bahwa sekolah ini sudah berubah. Dengan proses penerimaan
siswa yang tidak mementingkan tingkat kecerdasan siswa, sekolah ini siap untuk
menerima siapapun walaupun kondisi siswa yang beragam. Sekolah ini meyakini
bahwa setiap individu memiliki kecerdasan. Sekolah ini lebih mementingkan process
dari pada input. Tak jarang para guru kesulitan menghadapi anak yang
memiliki watak yang beraneka ragam, seperti anak yang nakal, anak yang pemalu,
anak yang tidak bisa mengendalikan dirinya dan lain sebagainya.
Dengan metode Multiple Intelligences Research, sebuah metode yang
diadopsi dari barat oleh Munif Chatib ini memberikan dampak positif terhadap
lembaga pendidikan islam.[12]
Untuk menjadi sekolah islam yang unggul tidak hanya terpaku pada ilmu yang
berhubungan dengan islam saja, tetapi juga mengambil pengetahuan dari barat dan
memadukan keduanya dengan tujuan untuk memajukan pendidikan pada umumnya dan
pendidikan islam pada khususnya.
BAB V
SIMPULAN
Pendidikan merupakan bagian yang tidak bisa dipisahkan dari
kehidupan manusia. Dalam ajaran Islam sangat menekankan tentang pendidikan,
yaitu pendidikan yang mengarah kepada kebaikan. Pendidikan saat ini berkembang
dengan pesat. Berbagai inovasi dalam pendidikan tercipta guna mengikuti
perkembangan pengetahuan dan teknologi, tak terkecuali dalam dunia pendidikan
islam. Untuk merespon hal itu pendidikan islam berusaha memajukan pengetahuan
islam dengan cara memadukan pengetahuan tentang agama islam dan pengetahuan
modern. Hal itu terbukti dalam lembaga pendidikan berbasis islam yang menerapkan kurikulum yang
berisi perpaduan antara pengetahuan agama dan pengetahuan modern. Sekolah yang
berbasis islam kini mempunyai beragam inovasi dalam memajukan pendidikan, salah
satunya yaitu metode Multiple Intelligences Research.
DAFTAR PUSTAKA
Chatib, Munif.
2011. Sekolahnya Manusia: Sekolah Berbasis Multiple Intelligences di
Indonesia, Bandung: Kaifa (PT Mizan Pustaka)
Chatib, Munif
dan Alamsyah, Said. 2012. Sekolah Anak-anak Juara: Berbasis Kecerdasan Jamak
dan pendidikan Berkeadilan, Bandung: Kaifa (PT Mizan Pustaka)
Chatib, Munif.
2013. Kelasnya Manusia: Memaksimalkan Fungsi Otak Belajar Dengan managemen
Display Kelas, Bandung: Kaifa (PT Mizan Pustaka)
Chatib, Munif.
2015. Orang tuanya Manusia: Melejitkan Potensi dan Kecerdasan Dengan
Menghargai Fitrah Setiap Anak, Bandung: Kaifa (PT Mizan Pustaka)
Nata, Abuddin.
2010. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Kencana Prenada Media Group
Zainal, Veithzal
Rivai. Bahar, Fauzi. 2013. ISLAMIC EDUCATION MANAGEMENT, dari
teori ke praktik, mengelola pendidikan secara profesional dalam perspektif
islam. Jakarta: Raja grafindo Persada
Nata, Abuddin. 2012. Pemikiran Pendidikan Islam Dan
Barat. Jakarta: Raja Grafindo Persada
Abuddin Nata, Abuddin. 2012. Kapita Selekta Pendidikan Islam, isu-isu kontemporer tentang
pendidikan islam. Jakarta: Raja Grafindo
Persada
[1] Munif, Chatib dan Alamsyah Said, Sekolah Anak-anak Juara:
Berbasis Kecerdasan Jamak dan pendidikan Berkeadilan, Bandung: Kaifa (PT
Mizan Pustaka), 2012, hlm. 193
[2] Munif Chatib, Kelasnya Manusia: Memaksimalkan Fungsi Otak
Belajar Dengan managemen Display Kelas, Bandung: Kaifa (PT Mizan Pustaka),
2013, hlm. 150
[3] Munif Chatib, Orang tuanya Manusia: Melejitkan Potensi dan
Kecerdasan Dengan Menghargai Fitrah Setiap Anak, Bandung: Kaifa (PT Mizan
Pustaka), 2015, hlm. 212
[4]Ki Hadjar Dewantara dalam Prof.
Dr. H. Veithzal Rivai Zainal, SE, MM, MBA dan Dr. H Fauzi Bahar, M.Si, ISLAMIC EDUCATION
MANAGEMENT, dari teori ke praktik, mengelola pendidikan secara profesional dalam
perspektif islam, Jakarta, Raja grafindo Persada,2013, hal.71
[5] John Dewey dalam Prof.
Dr. H. Abuddin Nata, MA, Pemikiran Pendidikan Islam Dan Barat, Jakarta,
Raja Grafindo Persada, 2012, hal. 223
[6] Al-Naquib al-attas dalam
Prof. Dr.H Abuddin Nata, MA, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta, Kencana Prenada
Media Group, 2010, hal.14
[7] Prof. Dr. H. Veithzal Rivai Zaenal, SE, MM, MBA dan Dr. H Fauzi
Bahar, M.Si, ISLAMIC EDUCATION MANAGEMENT, dari teori ke praktik,
mengelola pendidikan secara profesional dalam perspektif islam, Jakarta, Raja grafindo Persada, 2013, Hal. 73
[8]http://www.academia.edu/7490413/Resensi_Buku_Islamss_Quantum_Question_Reconciing_Muslim_Tradition_and_Modern_Science_-NIDHAL_GUESSOUM
[9] Munif Chatib, Sekolahnya Manusia: Sekolah Berbasis Multiple
Intelligences di Indonesia, Bandung: Kaifa (PT Mizan Pustaka), 2011, hlm.
94
[10] Munif Chatib, Sekolahnya
Manusia: Sekolah Berbasis Multiple Intelligences di Indonesia, Bandung:
Kaifa (PT Mizan Pustaka), 2011, Hlm.
3-11
[11] Prof. Dr.H Abuddin Nata, MA, Kapita Selekta Pendidikan Islam, Isu-Isu Kontemporer Tentang
Pendidikan Islam, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2012, hal. 369
[12] Munif Chatif adalah
mantan Direktur Lembaga Pendidikan YIMI Gresik yang sekarang menjabat sebagai
CEO Next Worldview, sebuah lembaga konsultan dan pelathan pendidikan, Ia pernah
belajar langsung dari Bobby de Porter dan Howard Gardner.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar