Senin, 14 November 2016

KEPEMIMPINAN MUNIF CHATIB DALAM MEMAJUKAN LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM DENGAN STRATEGI MULTIPLE INTELLIGENCES RESEARCH

KEPEMIMPINAN MUNIF CHATIB DALAM MEMAJUKAN LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM DENGAN STRATEGI MULTIPLE INTELLIGENCES RESEARCH












Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Leadership Pendidikan
Dosen Pengampu: Istanto, S.PdI, M.Pd

Disusun Oleh:
SEBASTIAN WISNU AJI
G000140137/Kelas C
HP. 085726302871


FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA


DAFTAR ISI

HALAMAN DEPAN.......................................................................................... i
DAFTAR ISI....................................................................................................... ii
ABSTRAK........................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang............................................................................................... 1
B.  Rumusan Masalah.......................................................................................... 2
C.  Tujuan............................................................................................................. 2
D.  Metode Penelitian.......................................................................................... 2
BAB II KAJIAN TEORI
A.  Biografi Munif Chatib.................................................................................... 3
B.  Landasan Teori............................................................................................... 4
1.         Pengertian Pendidikan Islam .................................................................  4
2.         Memadukan pendidikan Islam dengan pengetahuan modern................ 5
3.         Multiple Intelligences Research (MIR) untuk mendukung kemajuan Pendidikan Islam      6
BAB III HASIL PENEMUAN.......................................................................... 8
BAB IV PEMBAHASAN................................................................................... 9
BAB V SIMPULAN........................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................... 11

  

ABSTRAK

Munif Chatib merupakan salah satu tokoh pendidikan asal Indonesia yang inovatif dalam memajukan Pendidikan. Namanya mulai mengemuka ketika menulis sebuah buku yang berjudul Sekolahnya Manusia. Buku itu menceritakan bagaimana ia menyulap SMP Yayasan Islam Malik Ibrahim (YIMI) Full Day School Gresik yang semula hampir mati karena kalah bersaing dengan sekolah lain menjadi salah satu sekolah yang terbaik di Gresik. Salah satu strategi yang di pakai Munif Chatib dalam merombak sekolah tersebut adalah dengan Strategi Multiple Intelligences Research (MIR).
Dengan berbasiskan lembaga pendidikan islam, SMP YIMI Gresik dapat merubah paradigma masyarakat ataupun sekolah dalam menilai kecerdasan anak. Menurut Munif Chatib, sekolah yang unggul adalah sekolah yang menganggap bahwa tidak ada siswa yang bodoh. Sekolah ini lebih mengutamakan OutPut siswa dari pada inputnya. Dengan menerapkan strategi Multiple Intelligences Research, Munif Chatib memberikan inspirasi pada guru dalam menangani siswa yang memiliki kecerdasan  beragam.
Kata Kunci: Munif Chatib, Multiple Intelligences Research (MIR), Kecerdasan




BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia merupakan makhluk yang dikaruniai akal dan naluri sejak lahir ke dunia. Dengan akal manusia bisa berpikir dan memperoleh pengetahuan. Naluri manusia untuk tumbuh dan berkembang membuat manusia memiliki sifat keingintahuan tentang apa yang dilihat dan dirasakan di sekitarnya. Selain itu, manusia juga mempunyai potensi diri yang jika dikembangkan akan membentuk manusia yang cerdas dan unggul. Salah satu cara untuk mengembangkan potensi manusia adalah melalui pendidikan.
Manusia yang hidup di dunia ini tidak terlepas dari pendidikan, semua pasti pernah mendapatkan pendidikan, baik pendidikan secara formal maupun non formal, pendidikan formal diperoleh dari sekolah sedangkan pendidikan non formal diperoleh dari lingkungan keluarga dan masyarakat.
Di dalam ajaran Islam pendidikan sering disebut dalam beberapa Ayat Al qur’an dan Hadits, bahkan Nabi Muhammad SAW mewajibkan setiap muslim untuk menuntut ilmu. Hal ini mencerminkan akan pentingnya pendidikan bagi umat islam.
Pada masa modern ini, dunia pendidikan didominasi oleh pengetahuan barat. Walaupun demikian, pada masa kontemporer ini para ilmuwan islam telah banyak memadukan pengetahuan modern dengan pengetahuan islam. Hal ini terbukti dengan adanya karya-karya seperti buku-buku yang mengkaji tentang pendidikan yang didasarkan pada ajaran islam, misalnya karya Nidhal Guessoum yang berjudul Islam’s Quantum Question. Buku itu membahas tentang bagaimana cara membangun islamic science. Selain itu, di perguruan tinggi yang berbasis islam juga mencantumkan mata kuliah ilmu pendidikan islam di dalam kurikulumnya.
Semakin berkembangnya teori pendidikan berdampak pada teori pembelajaran disekolah. Para ilmuwan di barat seperti berlomba-lomba mencari cara untuk mengembangkan pendidikan. Misalnya: Howard Gardner yang mengembangkan teori pembelajaran multiple intelligens ataupun Bobbi De Porter yang mengembangkan Quantum Learningnya. Hal itu terjadi juga di Indonesia. Munif Chatib misalnya, Ia mengadopsi langsung dari teori yang dikembangkan Gardner.   
B. Rumusan Masalah
1.      Bagaimana pengertian pendidikan islam itu?
2.      Bagaimana cara memajukan lembaga pendidikan islam?
3.      Bagaimana cara munif chatib memajukan sekolah berbasis multiple intelligences?
C. Tujuan
1.      Mengetahui pengertian pendidikan islam.
2.      Mengetahui cara memajukan lembaga pendidikan islam.
3.      Mengetahui cara munif chatib memajukan sekolah berbasis multiple intelligences.
D. Metode Penelitian
Penulis dalam karya tulis ini menggunakan metode kajian pustaka atau library research untuk memperoleh data dan informasi. Metode penulisan dengan kajian pustaka adalah melakukan penulisan dengan obyek penelitian yang terfokus pada pustaka-pustaka. Penulis mencari referensi buku seputar pendidikan, khususnya pada tokoh Munif Chatib. Untuk menambah informasi mengenai obyek penelitian, penulis mencari informasi dari media internet yang valid dan dapat dipertanggung jawabkan serta relevan atau saling berhubungan dengan obyek penelitian.
Setelah data yang diperlukan terkumpul, dilakukan pengolahan data dengan menyusun secara sistematis dan logis. Pengolahan data dilakukan dengan memadukan beberapa informasi dan pendapat para ahli untuk dijadikan satu argumen dan cara pandang suatu masalah. Sehingga dapat dikatakan teknik pengolahan data dan informasi dilakukan dengan deskriptif argumentatif.
BAB II
KAJIAN TEORI
A.  Biografi Munif Chatib
Nama Munif Chatib muncul ke permukaan ketika bukunya yang berjudul sekolahnya manusia menggemparkan dunia pendidikan Indonesia. Melalui bukunya itu ia telah menginspirasi banyak sekolah dalam mengelola sistem pendidikanya.
Ketertarikanya pada dunia pendidikan dimulai sejak masih SMA. Ia membantu gurunya dalam memberikan bimbingan belajar kepada teman-temanya. Karena tidak ada yang mengarahkanya, ia masuk ke Fakultas Hukum, Universitas Brawijaya Malang. Sebelum lulus sarjana, beliau pernah menjadi asisten dosen di Fakultas Hukum sebuah Universitas baru di Sidoarjo. Sempat pula memimpin sebuah lembaga pendidikan komputer dan bahasa Inggris di Jakarta, akhirnya diminta oleh Universitas Nasional Jakarta untuk menjadi pengajar di fakultas Ilmu Sosial dan politik.[1]
Setelah menjadi sarjana, Munif sempat menjadi pengacara selama satu tahun, akan tetapi karena ia tak begitu tertarik dengan dunia hukum. Hatinya lebih mantap menjadi pengajar. Pada tahun 1998-1999, seorang yang suka menulis puisi ini semakin memantapkan langkahnya di dunia pendidikan. Ia menyelesaikan Studi Distance Learning di Supercamp Oceanside California, USA yang dipimpin oleh Bobbi Deporter. Dari 73 lulusan alumni pertama tersebut, ia menduduki peringkat yang ke-5 dan satu-satunya lulusan dari Indonesia. Tesisnya, “Islamic Quantum Learning” cukup menggemparkan dan sampai sekarang dijadikan referensi yang diminati di Supercamp.[2]
Kini, Munif Chatib menjabat CEO Next Worldview, sebuah lembaga konsultan dan pelatihan pendidikan, salah seorang anggota majelis penguji penataan ulang kurikulum 14 pusat kurikulum di Kementerian pendidikan Nasional, serta direktur SOH Cibubur.[3]
B. Landasan Teori
1. Pengertian Pendidikan Islam
Pendidikan merupakan salah satu disiplin ilmu yang menarik untuk dikaji, karena pendidikan bertalian erat dengan kehidupan manusia. Semua manusia umumnya pernah mengenyam pendidikan. Pendidikan bukan hanya terbatas pada ruang dan waktu saja semisal di sekolah, akan tetapi pendidikan bisa didapat melalui lingkungan ataupun masyarakat. Sebelum membahas pendidikan islam, penulis menjelaskan pengertian pendidikan dalam makna umum terlebih dahulu. Beberapa ahli mempunyai pendapat masing-masing dalam mendefinisikan pendidikan.
Menurut bapak pendidikan Indonesia, Ki Hajar Dewantara menyatakan pendidikan umumnya berarti daya upaya untuk memajukan budi pekerti (kekuatan batin), pikiran (intellect) dan jasmani anak-anak selaras dengan alam dan masyarakatnya.[4] Selain itu, menurut John Dewey dari segi hakikatnya, pendidikan berarti perkembangan dari sejak lahir sampai menjelang kematian dan pendidikan juga berarti sebagai kehidupan. Education is growth, development and lie. Pendidikan tidak mempunyai tujuan dari luar dirinya, melainkan terdapat dalam pendidikan itu sendiri.[5] Pendidikan tidak bisa dipisahkan dari kehidupan manusia, karena pendidikan merupakan proses membentuk manusia yang utuh dan pribadi yang maju. Mengubah dari yang tidak mengetahui sesuatu menjadi mengetahui tentang segala yang bisa dipelajari.
Menurut ajaran islam, pendidikan sangat ditekankan kepada para pemeluknya. Terbukti dengan banyaknya ayat Al qur’an ataupun hadits yang menyinggung tentang pendidikan.
Dalam istilah islam, pendidikan juga dapat diartikan sebagai Al Tarbiyah, Al Ta’lim, Al Ta’dib, Al Tahdzib, Al Wa’dz, Al Riyadhah, Al Tazkiyah, Al Talqin, Al Tadris, Al Irsyad dan lain sebagainya. Al Naquib Al-attas mengartikan Ta’dib sebagai pengenalan dan pengakuan yang secara berangsur-angsur ditanamkan kepada manusia tentang tempat-tempat yang tepat dari segala sesuatu didalam tatanan penciptaan, sehingga membimbing kearah pengenalan dan pengakuan kekuatan dan keagungan tuhan.[6]
Menurut M. Yusuf Al Qurdlowi pendidikan islam adalah pendidikan manusia seutuhnya, akal dan hatinya, rohani dan jasmaninya, akhlak dan keterampilanya, karena itu pendidikan islam menyiapkan manusia untuk hidup baik dalam keadaan damai maupun perang, dan menyiapkan untuk menghadapi masyarakat dengan segala kebaikan dan kejahatanya, manis dan pahitnya.[7]
Dari uraian diatas dapat di simpulkan bahwa pendidikan islam bertujuan untuk membentuk pribadi yang cerdas dan mempunyai pengetahuan yang luas untuk mencapai tujuan hidupnya yaitu hidup yang bahagia dengan mengakui keagungan Allah SWT.
2. Memadukan pendidikan Islam dengan pengetahuan modern
Saat ini didunia pendidikan sangat didominasi oleh bangsa barat dengan modern sciencenya. Pengetahuan yang disertai dengan teknologi canggih membuat manusia saat ini berkiblat pada dunia barat. Harus diakui bahwa umat islam masih tertinggal dari sains barat. Sebagai contoh adalah penerapan kurikulum di jenjang pendidikan yang mayoritas berorientasi pada pengetahuan yang bersumber dari barat.
Hal ini membuat para ahli yang beragama islam mencoba membuat terobosan baru dengan membuat teori-teori yang bertujuan untuk memajukan dunia islam, salah satunya melalui pendidikan. Nidhal Guessoum, seorang ilmuwan dari Aljazair yang terkenal dengan bukunya Islam’s Quantun Question membahas berbagai pandangan tentang Islam dan Sains di masa mendatang dan perkembangan pendidikan di dunia Islam. menceritakan pengalaman pribadinya sebagai seorang guru dan ilmuwan. Ia menyarankan agar para pelajar Muslim memiliki kesadaran untuk mempelajari ilmu pengetahuan sebagai sarana untuk memahami filsafat ilmu dan sejarah yang terkait dengan Islam secara komprehensif.
 Guessoum mengajak umat Islam bergandengan tangan dengan sains modern (ilmu pengetahuan yang dihasilkan di luar Islam), serta menjauhkan prasangka terhadap Barat. Upaya rekonsiliasi antara Islam dan sains pada konteks kekinian dilakukan secara metodologis yang didasarkan pada basis-basis epistemologis. bagian ini mengetengahkan isu-isu kontemporer sains yang dihadapkan pada Islam. Guessoum membahas bagaimana intelektual Muslim merespon tema kosmologi, teleologi, dan evolusi modern. Guessoum memandang bahwa dunia Islam perlu merumuskan pertanyaan ilmiah secara serius dan komprehensif. Jika Islam berhasil mewujudkan hal ini, maka Islam akan mampu berdiri tegak mengibarkan bendera kejayaan tanpa menutup diri dari pengaruh barat.[8]
3. Multiple Intelligences Research (MIR) untuk mendukung kemajuan Pendidikan                                                                              Islam
Beberapa cara dilakukan oleh pemerintah maupun sekolah untuk menemukan cara efektif memajukan kualitas pendidikan. Salah satu ilmuan Indonesia, Munif Chatib, seorang CEO sebuah lembaga konsultan dan pelatihan pendidikan memperkenalkan metode riset yang diberi nama Multiple Intelligences Research (MIR). MIR ini terinspirasi dari dua tokoh barat yang terkenal dengan teori Multiple Intelligensnya yaitu Howard Gardner dan tokoh Quantum Learning, Bobby de Porter.
Multiple Intelligences Research (MIR) merupakan sebuah riset yang ditujukan kepada siswa dan orang tuanya untuk mengetahui kecenderungan kecerdasan siswa yang paling menonjol dan berpengaruh, bukan alat tes seleksi masuk. Melalui MIR, siswa dan guru dapat mengetahui banyak hal, seperti grafik kecenderungan kecerdasan siswa, gaya belajar siswa, dan kegiatan kreatif yang disarankan, yang berbeda antara satu siswa dengan siswa yang lain.[9]
Dengan riset MIR ini akan didapat hasil yang digunakan untuk metode pengajaran di dalam kelas. Kecerdasan siswa yang berbea-beda menuntut guru untuk menemukan cara yang efektif dan menarik dalam menyampaikan materi pelajaran. Semua siswa pada dasarnya mempunyai potensi masing-masing yang jika ditangani dengan benar akan membentuk pribadi yang cerdas dan unggul.


  
BAB III
HASIL PENEMUAN
Didaerah Bondowoso, Jawa Timur, terdapat sekolah yang kini berkembang menjadi salah satu sekolah unggulan di Jawa Timur, sekolah itu adalah SMP Yayasan Islam Malik Ibrahim (YIMI) Full Day School Gresik. Tak banyak yang tau sebelumnya bahwa sekolah yang awalnya bernama SMP Malik Ibrahim Gresik ini hampir ditutup oleh Dinas Pendidikan setempat karena kurangnya minat masyarakat untuk menyekolahkan anaknya disekolah ini. Memang citra  sekolah yang sudah berdiri sejak tahun 1912 ini di mata masyarakat tidak baik. Hal itu dikarenakan bangunan sekolahnya yang sudah kuno dan jumlah penerimaan siswa yang sangat sedikit.
Sekolah yang dulunya mendapat citra buruk di masyarakat itu kini berkembang dengan bangunan lebih bagus serta memiliki prestasi yang bagus. Salah satu buktinya adalah SMP YIMI Gresik meluluskan siswanya dengan nilai rata-rata Unas 27,50. Nilai tertinggi diraih sekolah bertaraf internasional SMP 1 Gresik dengan nilai rata-rata 27,58. Dengan berpredikat sebagai sekolah debutan, sekolah ini berhasil meluluskan siswanya 100 persen. Seiring dengan perubahan itu, SMP YIMI Gresik kini mendapatkan kepercayaan dari masyarakat. Sekolah ini menggunakan Metode riset Multiple Intelligences Research saat penerimaan siswa baru. Metode ini tidak hanya memilih siswa yang pandai saja, semua siswa bisa masuk sekolah ini selama belum penuh kuotanya.[10]

  

BAB IV
PEMBAHASAN
Seluruh lembaga pendidikan islam sejak tahun 1975 sudah menerapkan kurikulum yang integrated antara ilmu agama dan ilmu umum. Adanya progam pembaharuan pendidikan islam melalui dana yang diusahakan dari berbagai lembaga donor internasional yang dikoordinasikan pelaksanaanya oleh Kementerian Agama Republik Indonesia dilakukan pengembangan kurikulum yang integrated dan menerapkan konsep pendidikan yang progesif, juga dilakukan pengembangan sarana, prasarana, laboratorium dan sebagainya.[11]
SMP YIMI Gresik merubah bangunanya menjadi modern karena ingin menyesuaikan dengan perkembangan zaman. Lingkungan yang lebih baik akan memberikan kesan bahwa sekolah ini sudah berubah. Dengan proses penerimaan siswa yang tidak mementingkan tingkat kecerdasan siswa, sekolah ini siap untuk menerima siapapun walaupun kondisi siswa yang beragam. Sekolah ini meyakini bahwa setiap individu memiliki kecerdasan. Sekolah ini lebih mementingkan process dari pada input. Tak jarang para guru kesulitan menghadapi anak yang memiliki watak yang beraneka ragam, seperti anak yang nakal, anak yang pemalu, anak yang tidak bisa mengendalikan dirinya dan lain sebagainya.
Dengan metode Multiple Intelligences Research, sebuah metode yang diadopsi dari barat oleh Munif Chatib ini memberikan dampak positif terhadap lembaga pendidikan islam.[12] Untuk menjadi sekolah islam yang unggul tidak hanya terpaku pada ilmu yang berhubungan dengan islam saja, tetapi juga mengambil pengetahuan dari barat dan memadukan keduanya dengan tujuan untuk memajukan pendidikan pada umumnya dan pendidikan islam pada khususnya.

BAB V
SIMPULAN
Pendidikan merupakan bagian yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan manusia. Dalam ajaran Islam sangat menekankan tentang pendidikan, yaitu pendidikan yang mengarah kepada kebaikan. Pendidikan saat ini berkembang dengan pesat. Berbagai inovasi dalam pendidikan tercipta guna mengikuti perkembangan pengetahuan dan teknologi, tak terkecuali dalam dunia pendidikan islam. Untuk merespon hal itu pendidikan islam berusaha memajukan pengetahuan islam dengan cara memadukan pengetahuan tentang agama islam dan pengetahuan modern. Hal itu terbukti dalam lembaga pendidikan  berbasis islam yang menerapkan kurikulum yang berisi perpaduan antara pengetahuan agama dan pengetahuan modern. Sekolah yang berbasis islam kini mempunyai beragam inovasi dalam memajukan pendidikan, salah satunya yaitu metode Multiple Intelligences Research.
  

DAFTAR PUSTAKA

Chatib, Munif. 2011. Sekolahnya Manusia: Sekolah Berbasis Multiple Intelligences di Indonesia, Bandung: Kaifa (PT Mizan Pustaka)
Chatib, Munif dan Alamsyah, Said. 2012. Sekolah Anak-anak Juara: Berbasis Kecerdasan Jamak dan pendidikan Berkeadilan, Bandung: Kaifa (PT Mizan Pustaka)
Chatib, Munif. 2013. Kelasnya Manusia: Memaksimalkan Fungsi Otak Belajar Dengan managemen Display Kelas, Bandung: Kaifa (PT Mizan Pustaka)
Chatib, Munif. 2015. Orang tuanya Manusia: Melejitkan Potensi dan Kecerdasan Dengan Menghargai Fitrah Setiap Anak, Bandung: Kaifa (PT Mizan Pustaka)
Nata, Abuddin. 2010. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Kencana Prenada Media Group
Zainal, Veithzal Rivai. Bahar, Fauzi. 2013. ISLAMIC EDUCATION MANAGEMENT, dari teori ke praktik, mengelola pendidikan secara profesional dalam perspektif islam. Jakarta: Raja grafindo Persada
Nata, Abuddin. 2012. Pemikiran Pendidikan Islam Dan Barat. Jakarta: Raja Grafindo Persada
Abuddin Nata, Abuddin. 2012. Kapita Selekta Pendidikan Islam, isu-isu kontemporer tentang pendidikan islam. Jakarta: Raja Grafindo Persada





[1] Munif, Chatib dan Alamsyah Said, Sekolah Anak-anak Juara: Berbasis Kecerdasan Jamak dan pendidikan Berkeadilan, Bandung: Kaifa (PT Mizan Pustaka), 2012, hlm. 193
[2] Munif Chatib, Kelasnya Manusia: Memaksimalkan Fungsi Otak Belajar Dengan managemen Display Kelas, Bandung: Kaifa (PT Mizan Pustaka), 2013, hlm. 150
[3] Munif Chatib, Orang tuanya Manusia: Melejitkan Potensi dan Kecerdasan Dengan Menghargai Fitrah Setiap Anak, Bandung: Kaifa (PT Mizan Pustaka), 2015, hlm. 212
[4]Ki Hadjar Dewantara dalam Prof. Dr. H. Veithzal Rivai Zainal, SE, MM, MBA dan Dr. H Fauzi Bahar, M.Si, ISLAMIC EDUCATION MANAGEMENT, dari teori ke praktik, mengelola pendidikan secara profesional dalam perspektif islam, Jakarta, Raja grafindo Persada,2013, hal.71
[5] John Dewey dalam Prof. Dr. H. Abuddin Nata, MA, Pemikiran Pendidikan Islam Dan Barat, Jakarta, Raja Grafindo Persada, 2012, hal. 223
[6] Al-Naquib al-attas dalam Prof. Dr.H Abuddin Nata, MA, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta, Kencana Prenada Media Group, 2010, hal.14
[7] Prof. Dr. H. Veithzal Rivai Zaenal, SE, MM, MBA dan Dr. H Fauzi Bahar, M.Si, ISLAMIC EDUCATION MANAGEMENT, dari teori ke praktik, mengelola pendidikan secara profesional dalam perspektif islam, Jakarta, Raja grafindo Persada, 2013, Hal. 73
[8]http://www.academia.edu/7490413/Resensi_Buku_Islamss_Quantum_Question_Reconciing_Muslim_Tradition_and_Modern_Science_-NIDHAL_GUESSOUM
[9] Munif Chatib, Sekolahnya Manusia: Sekolah Berbasis Multiple Intelligences di Indonesia, Bandung: Kaifa (PT Mizan Pustaka), 2011, hlm. 94
[10] Munif Chatib, Sekolahnya Manusia: Sekolah Berbasis Multiple Intelligences di Indonesia, Bandung: Kaifa (PT Mizan Pustaka), 2011, Hlm. 3-11
[11] Prof. Dr.H Abuddin Nata, MA, Kapita Selekta Pendidikan Islam, Isu-Isu Kontemporer Tentang Pendidikan Islam, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2012, hal. 369
[12] Munif Chatif adalah mantan Direktur Lembaga Pendidikan YIMI Gresik yang sekarang menjabat sebagai CEO Next Worldview, sebuah lembaga konsultan dan pelathan pendidikan, Ia pernah belajar langsung dari Bobby de Porter dan Howard Gardner.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar