Jumat, 27 November 2015

Teori-Teori Pendidikan Islam Multiple Intelligences



 TEORI-TEORI PENDIDIKAN ISLAM
Memajukan Lembaga Pendidikan Islam Dengan Metode Multiple Intelligences Research













Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Ilmu Pendidikan Islam
Dosen Pengampu: Dr. Ari Anshori, M.Ag

DISUSUN OLEH:
SEBASTIAN WISNU AJI  (G000140137)
KELAS D (2) Tarbiyah
FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYYAH SURAKARTA



BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
            Manusia merupakan makhluk yang dikaruniai akal dan naluri sejak lahir ke dunia. Dengan akal manusia bisa berpikir dan memperoleh pengetahuan. Naluri manusia untuk tumbuh dan berkembang membuat manusia memiliki sifat keingintahuan tentang apa yang dilihat dan dirasakan di sekitarnya. Selain itu, manusia juga mempunyai potensi diri yang jika dikembangkan akan membentuk manusia yang cerdas dan unggul. Salah satu cara untuk mengembangkan potensi manusia adalah melalui pendidikan.
            Manusia yang hidup di dunia ini tidak terlepas dari pendidikan, semua pasti pernah mendapatkan pendidikan, baik pendidikan secara formal maupun non formal, pendidikan formal diperoleh dari sekolah sedangkan pendidikan non formal diperoleh dari lingkungan keluarga dan masyarakat.
            Di dalam ajaran Islam pendidikan sering disebut dalam beberapa Ayat Al qur’an dan Hadits, bahkan Nabi Muhammad SAW mewajibkan setiap muslim untuk menuntut ilmu. Hal ini mencerminkan akan pentingnya pendidikan bagi umat islam.
            Pada masa modern ini, dunia pendidikan didominasi oleh pengetahuan barat. Walaupun demikian, pada masa kontemporer ini para ilmuwan islam telah banyak memadukan pengetahuan modern dengan pengetahuan islam. Hal ini terbukti dengan adanya karya-karya seperti buku-buku yang mengkaji tentang pendidikan yang didasarkan pada ajaran islam, misalnya karya Nidhal Guessoum yang berjudul Islam’s Quantum Question. Buku itu membahas tentang bagaimana cara membangun islamic science. Selain itu, di perguruan tinggi yang berbasis islam juga mencantumkan mata kuliah ilmu pendidikan islam di dalam kurikulumnya.
      Semakin berkembangnya teori pendidikan berdampak pada teori pembelajaran disekolah. Para ilmuwan di barat seperti berlomba-lomba mencari cara untuk mengembangkan pendidikan. Misalnya: Howard Gardner yang mengembangkan teori pembelajaran multiple intelligens ataupun Bobbi De Porter yang mengembangkan Quantum Learningnya. Hal itu terjadi juga di Indonesia. Munif Chatib misalnya, Ia mengadopsi langsung dari teori yang dikembangkan Gardner.   
B. Rumusan Masalah
1.      Bagaimana Teori Pendidikan Islam itu?
2.      Bagaimana cara memadukan pendidikan  modern dan pendidikan islam?
3.      Bagaimana strategi yang efektif untuk memajukan sekolah berbasis islam islam?
C. Tujuan
1.      Mengetahui tentang teori-teori pendidikan islam.
2.      Mengetahui cara memadukan pendidikan modern dan pendidikan islam.
3.      Mengetahui strategi yang efektif untuk memajukan sekolah berbasis islam.


BAB II
PEMBAHASAN
A.  LANDASAN TEORI
1. Pengertian Pendidikan Islam
Pendidikan merupakan salah satu disiplin ilmu yang menarik untuk dikaji, karena pendidikan bertalian erat dengan kehidupan manusia. Semua manusia umumnya pernah mengenyam pendidikan. Pendidikan bukan hanya terbatas pada ruang dan waktu saja semisal di sekolah, akan tetapi pendidikan bisa didapat melalui lingkungan ataupun masyarakat. Sebelum membahas pendidikan islam, penulis menjelaskan pengertian pendidikan dalam makna umum terlebih dahulu. Beberapa ahli mempunyai pendapat masing-masing dalam mendefinisikan pendidikan.
Menurut bapak pendidikan Indonesia, Ki Hajar Dewantara menyatakan pendidikan umumnya berarti daya upaya untuk memajukan budi pekerti (kekuatan batin), pikiran (intellect) dan jasmani anak-anak selaras dengan alam dan masyarakatnya.[1] Selain itu, menurut John Dewey dari segi hakikatnya, pendidikan berarti perkembangan dari sejak lahir sampai menjelang kematian dan pendidikan juga berarti sebagai kehidupan. Education is growth, development and lie. Pendidikan tidak mempunyai tujuan dari luar dirinya, melainkan terdapat dalam pendidikan itu sendiri.[2] Pendidikan tidak bisa dipisahkan dari kehidupan manusia, karena pendidikan merupakan proses membentuk manusia yang utuh dan pribadi yang maju. Mengubah dari yang tidak mengetahui sesuatu menjadi mengetahui tentang segala yang bisa dipelajari.
Menurut ajaran islam, pendidikan sangat ditekankan kepada para pemeluknya. Terbukti dengan banyaknya ayat Al qur’an ataupun hadits yang menyinggung tentang pendidikan.
Dalam istilah islam, pendidikan juga dapat diartikan sebagai Al Tarbiyah, Al Ta’lim, Al Ta’dib, Al Tahdzib, Al Wa’dz, Al Riyadhah, Al Tazkiyah, Al Talqin, Al Tadris, Al Irsyad dan lain sebagainya. Al Naquib Al-attas mengartikan Ta’dib sebagai pengenalan dan pengakuan yang secara berangsur-angsur ditanamkan kepada manusia tentang tempat-tempat yang tepat dari segala sesuatu didalam tatanan penciptaan, sehingga membimbing kearah pengenalan dan pengakuan kekuatan dan keagungan tuhan.[3]
Menurut M. Yusuf Al Qurdlowi pendidikan islam adalah pendidikan manusia seutuhnya, akal dan hatinya, rohani dan jasmaninya, akhlak dan keterampilanya, karena itu pendidikan islam menyiapkan manusia untuk hidup baik dalam keadaan damai maupun perang, dan menyiapkan untuk menghadapi masyarakat dengan segala kebaikan dan kejahatanya, manis dan pahitnya.[4]
Dari uraian diatas dapat di simpulkan bahwa pendidikan islam bertujuan untuk membentuk pribadi yang cerdas dan mempunyai pengetahuan yang luas untuk mencapai tujuan hidupnya yaitu hidup yang bahagia dengan mengakui keagungan Allah SWT.
2. Memadukan pendidikan Islam dengan pengetahuan modern
Saat ini didunia pendidikan sangat didominasi oleh bangsa barat dengan modern sciencenya. Pengetahuan yang disertai dengan teknologi canggih membuat manusia saat ini berkiblat pada dunia barat. Harus diakui bahwa umat islam masih tertinggal dari sains barat. Sebagai contoh adalah penerapan kurikulum di jenjang pendidikan yang mayoritas berorientasi pada pengetahuan yang bersumber dari barat.
Hal ini membuat para ahli yang beragama islam mencoba membuat terobosan baru dengan membuat teori-teori yang bertujuan untuk memajukan dunia islam, salah satunya melalui pendidikan. Nidhal Guessoum, seorang ilmuwan dari Aljazair yang terkenal dengan bukunya Islam’s Quantun Question membahas berbagai pandangan tentang Islam dan Sains di masa mendatang dan perkembangan pendidikan di dunia Islam. menceritakan pengalaman pribadinya sebagai seorang guru dan ilmuwan. Ia menyarankan agar para pelajar Muslim memiliki kesadaran untuk mempelajari ilmu pengetahuan sebagai sarana untuk memahami filsafat ilmu dan sejarah yang terkait dengan Islam secara komprehensif.
 Guessoum mengajak umat Islam bergandengan tangan dengan sains modern (ilmu pengetahuan yang dihasilkan di luar Islam), serta menjauhkan prasangka terhadap Barat. Upaya rekonsiliasi antara Islam dan sains pada konteks kekinian dilakukan secara metodologis yang didasarkan pada basis-basis epistemologis. bagian ini mengetengahkan isu-isu kontemporer sains yang dihadapkan pada Islam. Guessoum membahas bagaimana intelektual Muslim merespon tema kosmologi, teleologi, dan evolusi modern. Guessoum memandang bahwa dunia Islam perlu merumuskan pertanyaan ilmiah secara serius dan komprehensif. Jika Islam berhasil mewujudkan hal ini, maka Islam akan mampu berdiri tegak mengibarkan bendera kejayaan tanpa menutup diri dari pengaruh barat.[5]
3. Multiple Intelligences Research (MIR) untuk mendukung kemajuan Pendidikan Islam
            Beberapa cara dilakukan oleh pemerintah maupun sekolah untuk menemukan cara efektif memajukan kualitas pendidikan. Salah satu ilmuan indonesia, Munif Chatib, seorang CEO sebuah lembaga konsultan dan pelatihan pendidikan memperkenalkan metode riset yang diberi nama Multiple Intelligences Research (MIR). MIR ini terinspirasi dari dua tokoh barat yang terkenal dengan teori Multiple Intelligensnya yaitu Howard Gardner dan tokoh Quantum Learning, Bobby de Porter.
Multiple Intelligences Research (MIR) merupakan sebuah riset yang ditujukan kepada siswa dan orang tuanya untuk mengetahui kecenderungan kecerdasan siswa yang paling menonjol dan berpengaruh, bukan alat tes seleksi masuk. Melalui MIR, siswa dan guru dapat mengetahui banyak hal, seperti grafik kecenderungan kecerdasan siswa, gaya belajar siswa, dan kegiatan kreatif yang disarankan, yang berbeda antara satu siswa dengan siswa yang lain.[6]
Dengan riset MIR ini akan didapat hasil yang digunakan untuk metode pengajaran di dalam kelas. Kecerdasan siswa yang berbea-beda menuntut guru untuk menemukan cara yang efektif dan menarik dalam menyampaikan materi pelajaran. Semua siswa pada dasarnya mempunyai potensi masing-masing yang jika ditangani dengan benar akan membentuk pribadi yang cerdas dan unggul.
B. LAPORAN
          Didaerah Bondowoso, Jawa Timur, terdapat sekolah yang kini berkembang menjadi salah satu sekolah unggulan di Jawa Timur, sekolah itu adalah SMP Yayasan Islam Malik Ibrahim (YIMI) Full Day School Gresik. Tak banyak yang tau sebelumnya bahwa sekolah yang awalnya bernama SMP Malik Ibrahim Gresik ini hampir ditutup oleh Dinas Pendidikan setempat karena kurangnya minat masyarakat untuk menyekolahkan anaknya disekolah ini. Memang citra  sekolah yang sudah berdiri sejak tahun 1912 ini di mata masyarakat tidak baik. Hal itu dikarenakan bangunan sekolahnya yang sudah kuno dan jumlah penerimaan siswa yang sangat sedikit.
            Sekolah yang dulunya mendapat citra buruk di masyarakat itu kini berkembang dengan bangunan lebih bagus serta memiliki prestasi yang bagus. Salah satu buktinya adalah SMP YIMI Gresik meluluskan siswanya dengan nilai rata-rata Unas 27,50. Nilai tertinggi diraih sekolah bertaraf internasional SMP 1 Gresik dengan nilai rata-rata 27,58. Dengan berpredikat sebagai sekolah debutan, sekolah ini berhasil meluluskan siswanya 100 persen. Seiring dengan perubahan itu, SMP YIMI Gresik kini mendapatkan kepercayaan dari masyarakat. Sekolah ini menggunakan Metode riset Multiple Intelligences Research saat penerimaan siswa baru. Metode ini tidak hanya memilih siswa yang pandai saja, semua siswa bisa masuk sekolah ini selama belum penuh kuotanya.[7]
C. ANALISIS
          Seluruh lembaga pendidikan islam sejak tahun 1975 sudah menerapkan kurikulum yang integrated antara ilmu agama dan ilmu umum. Adanya progam pembaharuan pendidikan islam melalui dana yang diusahakan dari berbagai lembaga donor internasional yang dikoordinasikan pelaksanaanya oleh Kementerian Agama Republik Indonesia dilakukan pengembangan kurikulum yang integrated dan menerapkan konsep pendidikan yang progesif, juga dilakukan pengembangan sarana, prasarana, laboratorium dan sebagainya.[8]
            SMP YIMI Gresik merubah bangunanya menjadi modern karena ingin menyesuaikan dengan perkembangan zaman. Lingkungan yang lebih baik akan memberikan kesan bahwa sekolah ini sudah berubah. Dengan proses penerimaan siswa yang tidak mementingkan tingkat kecerdasan siswa, sekolah ini siap untuk menerima siapapun walaupun kondisi siswa yang beragam. Sekolah ini meyakini bahwa setiap individu memiliki kecerdasan. Sekolah ini lebih mementingkan process dari pada input. Tak jarang para guru kesulitan menghadapi anak yang memiliki watak yang beraneka ragam, seperti anak yang nakal, anak yang pemalu, anak yang tidak bisa mengendalikan dirinya dan lain sebagainya.
            Dengan metode Multiple Intelligences Research, sebuah metode yang diadopsi dari barat oleh Munif Chatib ini memberikan dampak positif terhadap lembaga pendidikan islam.[9] Untuk menjadi sekolah islam yang unggul tidak hanya terpaku pada ilmu yang berhubungan dengan islam saja, tetapi juga mengambil pengetahuan dari barat dan memadukan keduanya dengan tujuan untuk memajukan pendidikan pada umumnya dan pendidikan islam pada khususnya.


BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
            Pendidikan merupakan bagian yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan manusia. Dalam ajaran Islam sangat menekankan tentang pendidikan, yaitu pendidikan yang mengarah kepada kebaikan. Pendidikan saat ini berkembang dengan pesat. Berbagai inovasi dalam pendidikan tercipta guna mengikuti perkembangan pengetahuan dan teknologi, tak terkecuali dalam dunia pendidikan islam. Untuk merespon hal itu pendidikan islam berusaha memajukan pengetahuan islam dengan cara memadukan pengetahuan tentang agama islam dan pengetahuan modern. Hal itu terbukti dalam lembaga pendidikan  berbasis islam yang menerapkan kurikulum yang berisi perpaduan antara pengetahuan agama dan pengetahuan modern. Sekolah yang berbasis islam kini mempunyai beragam inovasi dalam memajukan pendidikan, salah satunya yaitu metode Multiple Intelligences Research.
B. SARAN
            Untuk memajukan pendidikan islam agar bisa bersaing di era global, kita harus mempelajari pengetahuan modern, tidak hanya mempelajari ajaran agama saja. Setiap lembaga pendidikan yang berbasis islam harus berinisiatif untuk memajukan pendidikan islam dengan memadukan antara pengetahuan agama dan pengetahuan modern. Dengan pengetahuan agama dan modern yang seimbang akan membentuk peradaban islam yang maju di masa yang mendatang.




DAFTAR PUSTAKA

Chatib, Munif. 2009. Sekolahnya Manusia. Bandung: Kaifa
Nata, Abuddin. 2010. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Kencana Prenada Media Group
Zainal, Veithzal Rivai. Bahar, Fauzi. 2013. ISLAMIC EDUCATION MANAGEMENT, dari teori ke praktik, mengelola pendidikan secara profesional dalam perspektif islam. Jakarta: Raja grafindo Persada
Nata, Abuddin. 2012. Pemikiran Pendidikan Islam Dan Barat. Jakarta: Raja Grafindo Persada
Abuddin Nata, Abuddin. 2012. Kapita Selekta Pendidikan Islam, isu-isu kontemporer tentang pendidikan islam. Jakarta: Raja Grafindo Persada





[1]Ki Hadjar Dewantara dalam Prof. Dr. H. Veithzal Rivai Zainal, SE, MM, MBA dan Dr. H Fauzi Bahar, M.Si, ISLAMIC EDUCATION MANAGEMENT, dari teori ke praktik, mengelola pendidikan secara profesional dalam perspektif islam, Jakarta, Raja grafindo Persada,2013, hal.71
[2] John Dewey dalam Prof. Dr. H. Abuddin Nata, MA, Pemikiran Pendidikan Islam Dan Barat, Jakarta, Raja Grafindo Persada, 2012, hal. 223
[3] Al-Naquib al-attas dalam Prof. Dr.H Abuddin Nata, MA, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta, Kencana Prenada Media Group, 2010, hal.14
[4] Prof. Dr. H. Veithzal Rivai Zaenal, SE, MM, MBA dan Dr. H Fauzi Bahar, M.Si, ISLAMIC EDUCATION MANAGEMENT, dari teori ke praktik, mengelola pendidikan secara profesional dalam perspektif islam, Jakarta, Raja grafindo Persada, 2013, Hal. 73
[5]http://www.academia.edu/7490413/Resensi_Buku_Islamss_Quantum_Question_Reconciing_Muslim_Tradition_and_Modern_Science_-NIDHAL_GUESSOUM
[6] Munif Chatif, 2009, Sekolahnya Manusia, Bandung, Kaifa, hal. 94
[7] Ibid hal. 3-11
[8] Prof. Dr.H Abuddin Nata, MA, Kapita selekta pendidikan islam, isu-isu kontemporer tentang pendidikan islam, jakarta, raja grafindo persada, 2012, hal. 369
[9] Munif Chatif adalah mantan Direktur Lembaga Pendidikan YIMI Gresik yang sekarang menjabat sebagai CEO Next Worldview, sebuah lembaga konsultan dan pelathan pendidikan, Ia pernah belajar langsung dari Bobby de Porter dan Howard Gardner.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar