PERADABAN ISLAM PADA ZAMAN KHULAFAUR RASYIDIN
DISUSUN OLEH:
SEBASTIAN WISNU
AJI G000140137
MUFLIKHUN
SYUKUR H G000140145
FAKULTAS AGAMA
ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYYAH SURAKARTA
KATA PENGANTAR
Segala puji atas kehadirat ALLAH SWT atas
limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapt menyelesaikan tugas
makalah ini. Sholawat dan salam semoga tercurah kepada permata alam, junjungan
kita Nabi Muhammad SAW, keluarga dan sahabatnya hingga hari kiamat nanti.
Makalah ini berjudul “Peradaban
Islam Jaman Khulafaur rasyidin” disusun berdasarkan referensi yang valid dan
dikembangkan dengan keterbatasan kemampuan penulis. Apabila ada kesalahan
penulisan kata, penulis menyampaikan permintaan maafnya.
Dengan adanya makalah ini diharapkan bisa
bermanfaat dan memberikan pengetahuan kepada kita tentang sejarah peradaban
islam, khususnya pada jaman khulafaur rasyidin. Penulis mengucapakan terima
kasih atas saran dan kritik yang membangun. Jazakumullah khairan katsiran.
Surakarta, 6 Maret 2015
Penulis
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR................................................................ ii
DAFTAR
ISI............................................................................... iii
BAB
I PENDAHULUAN
A. Latar belakang......................................................................... 1
B. Rumusan Masalah................................................................... 2
C. Tujuan.....................................................................................
2
BAB
II PEMBAHASAN
A.Peradaban Islam Pada Jaman Abu Bakar
Ash-Shiddiq............ 3
B.Peradaban Islam Pada Jaman Umar Bin
Khattab..................... 6
C. Peradaban Islam Pada Jaman Utsman Bin
Affan.................... 9
D. Peradaban Islam Pada Jaman Ali Bin Abi
Thalib.................... 11
BAB
III PENUTUP
A. Kesimpulan............................................................................. 13
B. Saran....................................................................................... 13
DAFTAR
PUSTAKA................................................................. 14
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Sejarah panjang telah mengantarkan islam sampai pada masa saat ini.
Agama ini tidak akan mungkin sampai pada kita seandaianya tidak ada yang
membawa, menyampaikan serta mengajak manusia untuk menganut agama ini. Nabi
Muhammad SAW merupakan nabi atau rasul ALLAH yang terakhir, Beliaulah yang
membawa agama Islam pertama kali. Setelah menyampaikan risalah lebih dari 22
tahun, dan berhasil merubah keadaan serta peradaban jahiliyah yang kejam
menjadi mayarakat yang adil dan menjunjung tinggi nilai-nilaai kemanusiaan,
akhirnya Nabi wafat. Selepas Nabi SAW wafat, maka risalah ini dibawa oleh
penerusnya, karena sudah tidak ada lagi nabi, maka Islam adalah agama yang
terakhir.
Sempat terpukul dan seakan tidak percaya ketika nabi wafat, para
sahabat akhirnya bermusyawarah dalam menentukan pemimpin ataupun khilafah
pengganti nabi. Umat dirasa sangat membutuhkan figur seorang pemimpin yang bisa
membawa kemaslahatan bagi umat dan masyarakat. Dalam sejarah yang masyhur ada 4
khalifah setelah nabi wafat yaitu Abu bakar Assiddiq, umar bin khattab, utsman
bin affan dan ali bin abi thalib. Mereka dijuluki khulafaur rasyidin yaitu
khalifah penunjuk jalan kebenaran (Majid Ali Khan,2000:2).
Banyak persepsi tentang sejarah islam pasca wafatnya nabi. Setelah terjadi
konflik politik dalam Islam yaitu dengan terjadinya perang saudara yaitu perang
jamal dan perang siffin. Maka islam terpecah belah dan melahirkan beberapa
pemahaman seperti menurut sebagian kelompok (syiah),mereka sangat mengagungkan
khalifah Ali, mereka berpendapat bahwa Ali bin Abi Thalib lah orang yang paling
tepat untuk mewarisi kepemimpinan nabi, bahkan mereka mengutuk sahabat karena
dianggap merebut hak Ali. Sebagian golongan ada yang memuliakan sahabat tapi
membenci khalifah Ali. Tapi golongan Ahlus Sunnah Wal Jama’ah sangat memuliakan
para sahabat Nabi, baik Khalifah Ali maupun Khalifah yang lainya.
Begitu banyak prestasi yang dihasilkan keempat khulafaur rasyidin
tersebut. Mereka semua adalah sahabat nabi Muhammad SAW yang sering disebut
dalam hadits nabi. Diantaranya Imam ahmad meriwayatkan dari Abdullah bin
Muhammad bin Aqil bin Abi Thalib, yang menyampaikanya dari Jabir bahwa
Rasulullah SAW bersabda,“Seorang laki-laki dari surga akan segera datang
dibawah bayangan pohon-pohon kurma itu”segera setelah itu Abu Bakar r.a
muncul disana. Rasulullah SAW kembali bersabda,”Seorang laki-laki dari surga
akan segera datang dibawah bayangan pohon-pohon kurma ini” segera setelah
itu umar r.a datang. Rasulullah SAW kemudian berkata,”Seorang laki-laki dari
surga akan segera datang dibawah bayangan pohon-pohon kurma ini” kemudian
utsman datang. Rasulullah untuk keempat kalinya bersabda,”Seorang laki-laki dari
surga akan segera muncul dibawah bayangan pohon-pohon kurma ini”. Kemudian
Beliau berdo’a tiga kali, ”Ya ALLAH, biarlah dia Ali jika Engkau
menginginkanya,”ketika Rasulullah SAW telah menyelesaikan do’anya,Ali r.a
muncul (Majid Ali Khan,2000:6).
B. Rumusan Masalah
Masalah yang terdapat dalam uraian diatas adalah:
Bagaimana
perkembangan peradaban islam pada jaman khulafaur rasyidin?
Apa
faktor yang mempengaruhi peradadaban islam berkembang dengan pesat?
Bagaimana
usaha-usaha khulafaur rasyidin dalam mengatasi konflik-konflik?
C. Tujuan
Makalah ini bertujuan untuk:
Mengetahui
perkembangan islam pada jaman khulafaur rasyidin.
Mengetahui
hal-hal yang menyebabkan peradaban islam berkembang dengan pesat.
Mengetahui
cara yang dilakukan khulafaur rasyidin untuk mengatasi konflik-konflik.
PEMBAHASAN
A. Peradaban Islam Pada zaman Abu Bakar Ash-Shiddiq r.a (11-13
H/632-634 M)
Abu bakar lahir pada tahun 573 M di Mekkah sehingga Ia dua tahun
lebih muda dari Rasulullah SAW. Nama kecilnya adalah Abdul ka’bah dan setelah
masuk islam dipanggil Abdullah oleh Rasulullah SAW. Nama ayahnya adalah Abu
Quhafah (Usman bin Amir) sedangkan ibunya bernama Ummul khair (Salma binti
Sakhr). Nasab beliau bersambung dengan Rasulullah SAW pada Adnan.[1]
Abu Bakar merupakan salah satu orang yang pertama memeluk Islam.
Dia merupakan teman sekaligus sahabat Rasulullah SAW dalam berdagang. Ketika
Muhammad SAW menyampaikan risalah kepadanya, tanpa ragu ia langsung menerimanya.
Setelah masuk islam hartanya ia sumbangkan untuk keperluan dakwah, memerdekakan
budak dan lainya. Dia pula orang yang menemani Rasulullah SAW hijrah ke madinah
dan menemani nabi ketika bersembunyi di dalam gua Tsur ketika dikejar oleh
sekelompok kafir quraisy.
Pada saat peristiwa isra’ mi’raj dialah orang yang pertama kali
meyakini kebenaranya, sehingga ia dijuuki Ash Shiddiq yaitu orang yang paling
jujur (selalu mengatakann yang sebenarnya) dalam keimanan dan tidak memiliki
sedikitpun keraguan. Beliau juga memimpin ketika Haji pertama dilaksanakan.
Selain itu dialah orang yang menggantikan Rasulullah SAW menjadi imam shalat
ketika Nabi sedang jatuh sakit.[2]
Ketika Rasulullah SAW wafat, beliau tidak menunjuk siapa
penggantinya kelak, sehingga pada tahun itu (632 M) sempat terjadi perdebatan
antar sahabat tentang siapa yang menjadi pengganti Rasulullah untuk memimpin
umat islam di Syaqifah bani sa’idah. Setelah terjadi musyawarah dan perdebatan
yang panjang antara Anshor dan Muhajjirin akhirnya semua sepakat untuk
memba’iat Abu bakar sebagai khalifah pengganti Nabi.
Banyak masalah yang dihadapi umat islam setelah Nabi wafat, dan Abu
Bakar ketika menjabat sebagai khalifah yang pertama, yaitu: Diseluruh arab
telah muncul pemberontakan, Ridat atau kemurtadan, orang muslim yang menolak
untuk membayar zakat serta munculnya orang-orang yang menyatakan sebagai nabi
(nabi palsu). Hal-hal yang yang dilakukan Abu Bakar ketika menjadi khalifah
adalah sebagai berikut:
1.
Pengiriman pasukan Usamah
Setelah Abu bakar diangkat sebagai khalifah, ia langsung mengirim
pasukan yang di pimpin oleh Usamah bin Zaid. Usianya belum ada 20 tahun. Tetapi
Rasulullah sebelum wafat telah menunjuk Usamah untuk menghadapi orang Syria
untuk menuntut balas atas kematian ayahnya Zaid bin Harits r.a. Tetapi kabar
wafatnya rasullullah Saw menunda pengiriman pasukan itu, setelah tiga
minggu wafatnya rasul, pengiriman pasukan
baru dilaksanakan. Setelah 40 hari akhirnya Usamah pulang dengan membawa
kemenangan dan disambut Abu Bakar di Madinah. Hal ini membuka mata orang-orang
yang mengira bahwa islam sudah lenyap perlahan setelah Rasulullah SAW wafat.
Beberapa anggota suku kembali kepada islam yang telah mereka tinggalkan.[3]
2. Memberantas
pembangkang Zakat
Setelah nabi wafat, banyak terjadi pemberontakan. Para kabilah
banyak yang menolak untuk membayar zakat. Sempat terjadi perdebatan antara Umar
r.a dengan Abu Bakar tentang apakah orang yang menolak membayar zakat diperangi
dengan kekerasan atau tidak, akhirnya Abu Bakar memutuskan untuk memerangi
mereka yang menolak membayar zakat. Kabilah yang menolak membayar zakat
diantaranya kabilah Abs, Zubyan, Banu kinanah, Gatafan dan Fazarah. Setelah
menaklukkan para pemberontak di Zul-Qassah, akhirnya para kabilah
berlomba-lomba untuk membayar zakat.[4]
3.
Mengatasi para pemberontak dan murtad
Pemberontakan terjadi di semenanjung arab, Bahrain, Oman, Mahra,
Hadramaut dan Yaman. Para pemberontak merasa inilah saatnya melepaskan diri
dari cengkeraman islam, mereka ingin kembali melakukan kebiasaan yang mereka
lakukan sebelum masuk islam seperti: minum-minuman keras, berjudi dan
lain-lain. Pemberontakan yang terjadi di wilyah tersebut dapat diatasi dan
dipadamkan atas perintah Abu Bakar Ash-Shiddiq.[5]
4.
Mengatasi munculnya nabi-nabi palsu
Beberapa orang kafir menyatakan kenabian mereka, diantaranya adalah
Aswad Ansi, Tsulaihah, Sajah binti al-Harits, Musailamah Al kadzdzab. Aswad
terbunuh oleh Qaisnbin Maksyuh dan
parapengikutnya berhamburan. Abu Bakar mengirim Khalid bin Walid r.a
untuk menumpas pemberontakan Tsulaihah, pasukan perang Thulaihah di taklukkan
dan ia melarikan diri ke Syria, setelah itu ia menerima islam. Sajah menikah
dengan Musailamah. Abu bakar mengirim Syurahbil bin hasanah dan Ikhrimah r.a
untuk menumpas pemberontakan Musailamah, kemudian Khalid bin walid juga
bergabung dengan mereka. Akhirnya pasukan Musailamah berhasil dikalahkan dan
dia terbunuh oleh Wahsyi r.a. pada periode yang singkat Abu Bakar berhasil
menyapu bersih para nabi palsu dan pengikutnya.[6]
5. Ekspedisi
Iraq (Kekaisaran persia)
Abu Bakar mengirim pasukan yang dipimpin oleh Musanna bin Harisah
asy Syaibani dan disusul oleh pasukan Khalid bin Walid. Dengan pasukan yang
lebih sedikit dari persia, Khalid bin Walid berhasil menundukkan Hira (benteng
pertahanan yang terkenal dari orang-orang persia), kemudian mereka meneruskanya
ke Iraq dan memperoleh kemenangan demi kemenangan. Di Iraq Khalid r.a telah
bertempur dalam 15 peperangan dan selalu menang. Dia dijuluki sebagai
Syaifullah atau “Pedang ALLAH”.[7]
6. Ekspedisi
Syria (Kekaisaran Byzantium)
Karena pertikaian di perbatasan Syria dan rencana invasi oleh
orang-orang romawi timur. Ini adalah waktu dimana Heraklius menjadi kaisar dari
kekaisaran Byzantium, dengan kostantinopel (Istanbul sebagai ibu kotanya).
Dengan jumlah pasukan yang jauh lebih sedikit dibanding orang romawi, Dengan
pimpinan Khalid bin Walid, pasukan muslim berhasil menundukkan romawi di
Ajnadin dan berhasil mengepung Damaskus.[8]
7.
Pengumpulan Al-Qur’an
Setelah perang Yamamah yang mengakibatkan meninggalnya sekitar 70
orang penghafal Al-Qur’an, Umar r.a mengusulkan untuk mengumpulkan ayat-ayat
Al-qur’an. Sempat ragu karena tidak pernah diperintahkan oleh Rasulullah SAW,
Abu bakar akhirnya menunjuk Zaid bin Tsabit r.a untuk menulis ayat-ayat
Al-Qur’an ke dalam satu kitab.[9]
Selain prestasi tersebut, dalam pemerintahanya Abu Bakar selalu
bermusyawarah dengan para Sahabat lainya, beliau juga membentuk Majelis Syura
(Dewan Penasehat), Membagi wilayah ke dalam berbagai propinsi dan mengangkat
sahabat menjadi gubernur di wilayah kekuasaan islam, membuat Baitul Mal,
membentuk Departemen Ahli Hukum (Mufti), pengadilan, angkatan perang dan
administrasinya.
Setelah dua minggu dalam keadaan sakit akhirnya Abu Bakar wafat
pada usia 63 tahun, tanggal 22 Jumadil Akhir 13 H atau 22 Agustus 634 M. Abu
Bakar r.a mewariskan suatu teladan mulia atas pelayanan yang tanpa pamrih.
Beliau bekerja demi islam sampai nafas terakhirnya, tetapai tidak mengharapkan
balasan.[10]
B. Peradaban Islam Pada zaman Umar bin Khattab r.a (13-23 H/
634-644 M)
Umar bin khattab lahir pada tahun 583 M di Mekkah. Ia berasal dari
Bani Ady dari suku quraisy, nasabnya bertemu Nabi Muhammad SAW. Ketika Nabi
menyeru orang-orang pada islam, ia termasuk orang yang menentang bahkan ingin
membunuh Nabi Muhammad SAW. Tetapi keadaan berkata lain, pada tahun keenam
kenabian, ia masuk islam setelah mendengar adiknya, Fatimah bin Khattab membaca
permulaan surat Thaha. Dengan masuknya umar r.a, orang-orang islam semakin
berani menyebarkan agamanya. Dia dijuluki “al faruq” yaitu orang yang membuat
perbedaan antara yang haq dan yang bathil.[11]
Sebelum Abu Bakar wafat, beliau telah menunjuk Umar r.a sebagai
penggantinya. Ini bukan berarti Abu Bakar tidak memusyawarahkan masalah ini
dengan sahabat lain. Sempat menolak karena dianggap watak umar sangat keras,
Para sahabat akhirnya setuju dengan wasiat Abu Bakar. Pada Tahun 634 M Umar r.a
mulai memimpin islam. Dia minta diberi gelar Amirul Mu’minin, dari pada
menggunakan gelar khalifah.
Pada masa Umar r.a di sebut sebagai masa keemasan, karena perluasan
wilayah kekuasaan islam berkembang pesat. Berikut adalah prestasi penting saat
Umar r.a menjadi khalifah:
1.
Perluasan wilayah sampai ke Iraq, Syria,
Jerussalem (Palestina), Mesir
Setelah Abu Bakar wafat, Umar r.a tetap melanjutkan perluasan ke
wilayah yang dikuasai oleh kekaisaran Persia dan Kekaisaran Byzantium (Romawi).
Pada awal pemerintahanya Umar bin Khattab mengganti panglima tertinggi dari
Khalid bin Walid menjadi Abu Ubaidah bin al Jarrah r.a pada saat perang yarmuk.
Hal itu tidak membuat Khalid r.a berhenti berperang, ia selalu ikut bertempur
bersama pasukan muslim lainya. Pada saat itu pasukan islam berhasil menguasai
Syria dan membuat kaisar Heraklius melarikan diri ke kostantinopel.Pada tahun
16 H pasukan muslim berhasil menaklukkan Jerussalem dengan perjanjian damai. Pada
tahun 640 M (20 H) Amr bin Ash dan
pasukan muslim berhasil menaklukkan
Alexandria (Mesir).
Selain menundukkan kekaisaran Byzantium (Romawi), kekhalifaan umar
juga berhasil menundukkan kekaisaran persia.Beberapa peperangn tejadi seperti:
perang Namariq, perang Buwaib, perang Qadisiyah, perang Jalulah. Dengan
dipimpim Mutsanna bin Harits r.a dan Sa’ad bin Abi Waqash pasukan muslim
berhasil menguasai Iraq, tetapi kemudian Mutsanna wafat. Dengan dipimpin Sa’ad
bin Abi Waqash pasukan islam berhasil menduduki ibu kota Persia. Kaisar Persia,
Yezdagird, melarikan diri. Seluruh wilayah antara sungai Eufrat dan Tigris
telah berada di bawah kekuasaan kaum muslimin. Hal ini sesuai dengan ramalan
Nabi Muhammad SAW “Sekelompk orang-orang muslim akan merebut istana putih dari
kaisar Persia”. Penaklukan kekaisaran Persia telah memberikan kaum muslimin
sumber-sumber penghasilan yang tak terbatas.
2. Umar r.a sebagai pionir demokrasi Islam
berdasar atas majelis Syura
Konstitusi kekhalifahan Islam selama masa Umar r.a telah didasarkan
seluruhnya diatas sistem demokratik islam. Semua masalah yang telah diputuskan
telah melalui konsultasi dengan majelis syura. Majelis syura ini terdiri dari
Dewan Penasehat Tinggi, Dewan Penasehat Umum, Dewan Penasehat Tinggi dan Umum.[12]
3.
Membagi kekhalifahan Islam ke dalam berbagai propinsi masing- dengan ibu
kotanya
Pada akhir hayatnya tahun 23 H, Umar bin Khattab membagi negara
islam menjadi berbagai propinsi dan setiap propinsi mempunyai Ibu Kota. Gelar
bagi seorang Gubernur Propinsi adalah wali. Beberapa propinsi tersebut adalah:
a. Hijaz dengan Mekkah sebagai ibu
kotanya, gubernurnya adalah Nafi’ bin Abu Harits
b.Syria dengan Damaskus sebagai ibu
kotanya, gubernurnya adalah Mu’awiyah bin abi sufyan
c. Iran dengan Basrah sebagai ibu
kotanya, gubernurnya adalah Abu Musa Al Asy’ari
d. Iraq dengan Kuffah sebagai ibu
kotanya, Gubernurnya adalah Mughirah bin Syu’bah
e. Mesir dengan Fustat sebagai ibu
kotanya, gubernurnya adalah Amr bin Ash
f. Palestina dengan Jerussalem
sebagai ibu kotanya, gubernurnya adalah Alqamah bin Majaz
g. Jazirah (Mesopotamia) dengan Hims
sebagai ibu kotanya, gubernurnya adalah Umair bin Sa’d
h. Propinsi Arabia pusat dengan
madinah sebagai ibu kotanya. Ibu kota negara adalah Madinah[13]
4.
Membentuk Pengadilan yang memisahkan kekuasaan legislatif, yudikatif dan
eksekutif.
Fungsi-fungsi yang berhubungan dengan pengadilan dipercayakan pada
qadi (para hakim). Seorang qadi adalah sama sekali bebas dari penyelenggaraan
pemerintahan.[14]
5. Menyusun
sistem Baitul Maal yang adil dan penyelenggaraan pajak.
Pada saat Abu Bakar r.a baitul mal sudah ada, tapi pada Jaman
khalifah Umar r.a sistem Baitul Mal lebih maju dan berkembang. Jizyah, kharaj
(pajak tanah), Usyr (Pajak tanah khusus), Ghanimah (rampasan perang) masuk ke
Baitul Mal dan menjadi pendapatan negara. Umar r.a juga menggaji para gubernur
dengan mengambil dari Baitul Mal.
6.
Pengenalan tehadap kalender Islam (Hijriyah)
Untuk pertama kalinya dalam sejarah islam diberlakukan Kalender hijriah.
Dan kalender ini dihitung sejak Nabi berhijrah.
Selain itu masih banyak prestasi yang ditorehkan Amirul Mukminin
Umar bin Khattab, diantaranya adalah menempa mata uang, adanya kebebasan
berpendapat, mendirikan Departemen pendidikan, Mendirikan Kepolisian dan
Institusi penjara, pembangunan masjid dan sekolah, perhatian khusus terhadap
pertanian dan lain sebagainya.
Umar bin Khattab wafat pada tahun 644 M, setelah ditikam oleh
seorang budak Persia, Abu Lu’lu’ah ketika pergi ke Masjid untuk melaksanakan
sholat shubuh. Sebelum meninggal, ia telah menunjuk enam sahabat untuk memilih
seorang diantara mereka sebagai penggantinya, yaitu: Utsman bin Affan, Ali bin
Abi Thalib, Zubair bin Awwam, Sa’ad bin Abi Waqash, Abdurrahman bin Auf, dan
Thalhah.[15]
C. Peradaban Islam
Pada zaman Utsman
bin Affan
1.
Utsman
Bin Affan Sebelum Menjadi Khalifah.
Utsman
bin Affan dilahirkan 5 tahun setelah Nabi Muhammad . garis keturunannya sangat
dekat dengan Nabi,bertemu pada Abu Manaf bin Qushai.
Utsman
bin Affan masuk Islam karena dorongan dari Abu Bakar, Abu Bakar
menerangkanKepadanya bahwa Nabi Muhammad telah menerima wahyu dari Allah. Abu
Bakar berkata kepada Utsman : “Muhammad adalah Rosulullah dan pemimpin umat
kejalan yang benar . Saya telah mengimaninya dan menjadi seorang muslim. Saya
anjurkan agar kamu sagera menemui Beliau”. Utsman segera pergi ke rumah
Rosulullah dan terjadi tanya jawab
antar keduanya. Akhirnya Utsman masuk Islam . Utsman bin Affan termasuk as
sabiunal awwalun (kelompok pemeluk Islam
yang awal ). Utsman bin Affan menikanh dengan putri Rosulullah yang
bernama Ruqayyah .[16]
Ketika
Umat Islam hijrah ke Madinah , Utsman bin Affan beserta Ruqayyah ikut serta,
dan ketika Ruqayyah meninggal, Utsman bin Affan dikkawinkan dengan Ummu kulsum
, Putri Rosulullah yang lain. Oleh sebab itu Utsman bin Affan mendapat gelar
dzun nurain(yang memiliki dua cahaya).
Pada
berbagai peperangan yang terjadi pada zaman Rosulullah , Utsman bin Affan
selalu turut serta dan menyumbangkan hartanya untuk mendukung keperluan perang.
2.
Utsman
bin Affan sebagai Khalifah .
a.Pengangkatan
sebagai Khalifah.
Setelah
Umar bin Khattab ditikam oleh kelompok anti Islam pada tahun 23 H , yang
terdiri dari Murnuzan , Jafainah , dan Abu lu’luah , dan sebelum wafat beliau
berwasiat dan menunjuk tim yang terdiri dari 6 sahabat trkemuka untuk mangganti
sebagai Khalifah. Sahabat-sahabat tersebut Utsman bin Affan , Ali bin Abi
Thalib , Abdur Rahman bin Auf, Thalhah bin Ubaidillah, zubair bin Awwam, Sa’ad
bin Abi Waqash.
Utsman
bin Affan dibaiat sebagai Khalifah menggantikan Umar bin Khattab setelah hasil
musyawarah menunjukkan suara yang seimbang antara Ali dan Utsman, karena Utsman
lebih tua usianya , Abdur Rahman menetapkan Utsman bin Affan sebagai pengganti
Umar .[17]
b.
Pertahanan dan perluasan wilayah.
Selain
mempertahankan wilayah yang telah ada , baik wilayah yang memberontak seperti
khurasan ataupun wilayah yang diserang oleh musuh seperti Iskandariah ,
Khalifah juga melakukan perluasan wilayah ke Afrika, Asia, dan Eropa .
c. Pembangunan.
Pembanguna
pada masa Utsman bin Affan melanjutkan pembanguna yang telah dilakukan oleh
Umar bin Khattab . usaha pembangunan dimasa Utsman itu antara lain :
pembentukan angkatan laut dan pembukuan kembali Al-Quran .
d.
Pemberontakan
dan pembunuh terhadap Khalifah.
Karena
khalifah Utsman bin Affan banyak mengambil keluarganya untuk menduduki jabatan
pemerintahan. Serta pengawasan yang kurang terhadap pemerintahan karena Beliau
telah lanjut , banyak keluhan dari masyarakat yang tidak disampaikan kepada
Khalifah, timbulah keresahan dan protes dari Mesir dan Kuffah . Mereke ke
Madinah dan melakukan demonstrasi , namun karena kurang mendapat tanggapan ,
demonstrasi tadi berubah menjadi pemberontakan .Dalam pemberontakan inilah
Khalifan Utsman bin Affan terbunuh (
tahun 35 H/565) .[18]
v
Strategi
yang dilakukan oleh Utsman bin Affan selama pemerintahannya :
1) Membangun
bendungan agar terhindar banjir dikota-kota .
2) Membangun
jembatan-jembatan, jalan-jalan, serta berbagai insfratuktur yang memudahkan
masyarakat ketika itu .
3) Memperluas
masjid nabawi
4) Serta
mengangkat orang-orang yang dianggap mampu sebagai Khalifah-khalifah dan
mengisi jabatan penting lainnya.
v
Prestasi
yang dicapai oleh Utsman bin Affan antara lain :
a) Kodifikasi
Mushaf Al-Quran.
b) Renovasi
Masjid Nabawi.
c) Pembentukan
angkatan laut.
d) Perluasan
wilayah.[19]
D. Peradaban Islam
Pada zaman Ali
Bin Abi Thalib
1. Ali
bin Abi Thalib sebelum menjadi Khalifah
Ali
bin Abi Thalib adalah sadara sepupu Rosulullah Muhammad bi Abdullah . Ayah Ali
adalah Abu Thalib saudara seayah dan seibu ayah Nabi Muhammad sejak usia
sekitar 7 tahun. Ali bin Abi Thalib sejak kecil belum pernah menyembah berhala
.
2. Ali
bin Abi Thalib menjadi Khalifah .
a. Pengangkatan
sebagai Khalifah.
Sesudah
Utsman wafat keadaan waktu itu sangat kacau , kemudian kaum pemuda umumnya
menghendaki Ali bin Abi Thalib segera menggantikan Utsman . Mereka mendatangi
Ali bin Abi Thalib untuk membaiatnya . Tapi Ali bin Abi Thalib tidak mau,
beliau mengingiunkan dukungan para sahabat yang dahulu berjuang besama Nabi.
Kemudian para pemuda beramai-ramai memaksa Zubair dan Talhah untuk besama-sama
membaiat Ali bin Abi Thalib, akhirnya beliau bersedia dibaiat menjadi Khalifah
yang ke empat menggantikan Utsman bin Affan.[20]
b. Pemerintahan
selama menjadi Khalifah.
Ali
bin Abi Thalib dikenal sebagai pemimpin yang merakyat , tidak suka kemewahan
dan bersikap tegas . Untuk menghindari kekacauan, Ali bin Abi Thalib
memindahkan pemerintahannya ke Kuffah di Irak .Di masa Ali bin Abi Thalib
terjadi beberapa peperangan , diantaranya :
1.
Perang jamal
Perang
yang terjadi antara Ali bin Abi Thalib dengan Zubair bin Awwam, Talhah dan
Aisyah .
2. Perang
siffin
Peperangan
yang terjadi antara pengiukut Ali bin Abi Thalib dengan pengikut Muawiyah yang
membangkang . sifin adalah kota yang terletak di timur kota Damsik. Dalam
peperangan ini pihak Ali hampir memperoleh kemenangan , tapi kemudian muawiyah
mengajak berunding , akan tetapi Ali bin Abi Thalib kalah dalam perundingan itu
.[21]
Setelah
peristiwa itu , dipihak Ali bin Abi Thalib terjadi perpecahan . pihak yang
memisahkan diri diberi nama Khowarij dan kelompok itu bermufakat untuk membunuh
ketiga tokoh , yakni Ali bin Abi Thalib , Muawiyah , dan Amru bin ‘asy , tetapi
hanya Ali bin Abi Thalib yang terbunuh , peristiwa itu terjadi pada tanggal 17
Ramadhan 40 H.
v Strategi yang dilakukan
oleh Ali bin Abi Thalib selama pemerintahannya
1) Menonaktifkan
pejabat yang diangkat oleh Utsman bin Affan karena menurut beliau pemberontakan
yang terjadi merupakan sebab dari keteledoran mereka.
2) Menarik
kembali tanah-tanah yang dihadiahkan Khalifah Utsman bin Affan kepada penduduk
dan keluarganya.
3) Mengembalikan
fungsi Baitul Mal.
v Prestasi yang dicapai
oleh Khalifah Ali bin Abi Thalib :
a) Mengganti
pejabat yang kurang cakap.
b) Membenahi
keuangan Negara.
c) Memajukan
bidang ilmu bahasa.
d) Melakukan
pembangunan-pembangunan.[22]
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Khulafaur Rasyidin merupakan Khalifah/pemimpin yang mendapat
petunjuk dari Allah. Mereka terdiri dari 4 orang sahabat Nabi Muhammad SAW.
Yang dalam praktek ibadahnya diawasi oleh Nabi sendiri secara langsung. Oleh
karena itu semua umat Islam bersepakat bahwa mereka semua berhak menggantikan
sekaligus melanjutkan kepemimpinannya dalam mendakwahkan agama Islam pada zaman
itu.
Ibrah
yang dapat diambil dari prestasi-prestasi yang dicapai oleh Khulafaur Rasyidin
untuk masa kini dan masa yang akan datang:
1) Ketinggian
, keluhuran dan kemuliaan akhlak pemimpin perlu diteladani bagi para pewaris
dan umat islam saat ini .
2) Para
khalifah hanya melaksanakan manah Allah , dalam menegakkan agama Islam di muka
bumi dengan ikhlas dan semangan jihad fisabilillah yang tinggi .
3) Para
Khalifah rela miskin dan suka berkorban demi Islam .
4) Tidak
ada yang menyatukan kaum muslimin , kecuali contok dari pemimpin yang ikhlas
bukan karena hawa nafsu dalam memegangi Al-Quran dan Sunnah Rosulullah .
5) Wilayah
Islam berkembang luas dari masyriki sampai maghribi , bertujuan hanya satu ,
yaitu agar manusia berkhitmat untuk menyembah kepada Allah.
B.
Saran
Kisah Kulafaur Rasyidin merupakan kisah kepemimpinan yang harus
dipelihara dan diamalkan oleh setiap muslim, terlebih para pemimpin pada zaman
sekarang ini yang lambat laun menghilangkan nilai-nilai Islam pada
kepemimpinannya. Untuk memahami tentang kisah Kulafaur Rasyidin yang lebih
banyak dan lebih dalam, anda diharapkan senantiasa membaca buku-buku yang
berkenaan dengan kisah Kulafaur Rasyidin. Lalu anda dapat merenungi dan
memahami kemudian mempraktekannya dilapangan.
DAFTAR PUSTAKA
Husain,Muhammad,Haekal.2001.ABU
BAKR AS-SIDDIQ, sebuah Biografi dan studi analisis tentang permulaan sejarah
islam sepeninggak nabi.Jakarta: Pustaka Litera Antarnusa
Husain,Muhammad,Haekal.2001.UMAR BIN KHATTAB,sebuahtelahmendalamtentangpertumbuhanislamdankedaulatanyamasaitu,
Jakarta: Pustaka Litera
Antarnusa
Ali,Majid,Khan.2000.Sisi
Hidup Para Khalifah Saleh. Surabaya: Risalah Gusti
Su’ud,Abu.2003. ISLAMOLOGI, sejarah ajaran dan perananya dalam
peradaban umat manusia. Jakarta: Rineka Cipta
Sya’labi,Ahmad.1998.Sejarah
kebudayaan Islam I, jakarta:pustaka al-husna.
[1]Muhammah Husain Haekal.2001. Abu Bakr As Siddiq, hal 2.
[2]Majid Ali Khan.2000.Sisi Hidup Para Khalifah Saleh, hal 18.
[3]Muhammah Husain Haekal.2001. Abu Bakr As Siddiq, hal 76
[4]Ibid, halaman 93
[5]Ibid, halaman 98
[6]Majid Ali Khan.2000.Sisi Hidup Para Khalifah Saleh, hal 32.
[7]Ibid, halaman 38.
[8]Ibid, halaman 44.
[9]Muhammah Husain Haekal.2001. Abu Bakr As Siddiq, hal 316.
[10]Muhammah Husain Haekal.2001. Abu Bakr As Siddiq, hal 374.
[11]Majid Ali Khan.2000.Sisi Hidup Para Khalifah Saleh, hal 77
[14]Ibid, halaman 124
[16] Naufal,A Razaq,1987,ummat Islam dan sains modern hal 51
[17] Ibid,halaman 55
[18] Naufal, A Razaq,1987, hal 58
[19] Ibid, halaman 60
[20] Naufal, A Razaq,1987 hal 62
[21] Naufal, A Razaq 1987,hal 65
[22] Ibid, halaman 67
Tidak ada komentar:
Posting Komentar