Minggu, 31 Mei 2015

PERADABAN ISLAM PADA ZAMAN KHULAFAUR RASYIDIN

PERADABAN ISLAM PADA ZAMAN KHULAFAUR RASYIDIN















DISUSUN OLEH:
SEBASTIAN WISNU AJI    G000140137
MUFLIKHUN SYUKUR H   G000140145

FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYYAH SURAKARTA



KATA PENGANTAR

Segala puji atas kehadirat ALLAH SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapt menyelesaikan tugas makalah ini. Sholawat dan salam semoga tercurah kepada permata alam, junjungan kita Nabi Muhammad SAW, keluarga dan sahabatnya hingga hari kiamat nanti.
Makalah ini berjudul “Peradaban Islam Jaman Khulafaur rasyidin” disusun berdasarkan referensi yang valid dan dikembangkan dengan keterbatasan kemampuan penulis. Apabila ada kesalahan penulisan kata, penulis menyampaikan permintaan maafnya.
Dengan adanya makalah ini diharapkan bisa bermanfaat dan memberikan pengetahuan kepada kita tentang sejarah peradaban islam, khususnya pada jaman khulafaur rasyidin. Penulis mengucapakan terima kasih atas saran dan kritik yang membangun. Jazakumullah khairan katsiran.



Surakarta, 6 Maret 2015

Penulis








DAFTAR ISI


KATA PENGANTAR................................................................ ii
DAFTAR ISI............................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang......................................................................... 1
B. Rumusan Masalah................................................................... 2
C. Tujuan..................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A.Peradaban Islam Pada Jaman Abu Bakar Ash-Shiddiq............ 3
B.Peradaban Islam Pada Jaman Umar Bin Khattab..................... 6
C. Peradaban Islam Pada Jaman Utsman Bin Affan.................... 9
D. Peradaban Islam Pada Jaman Ali Bin Abi Thalib.................... 11
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan............................................................................. 13
B. Saran....................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA................................................................. 14




BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sejarah panjang telah mengantarkan islam sampai pada masa saat ini. Agama ini tidak akan mungkin sampai pada kita seandaianya tidak ada yang membawa, menyampaikan serta mengajak manusia untuk menganut agama ini. Nabi Muhammad SAW merupakan nabi atau rasul ALLAH yang terakhir, Beliaulah yang membawa agama Islam pertama kali. Setelah menyampaikan risalah lebih dari 22 tahun, dan berhasil merubah keadaan serta peradaban jahiliyah yang kejam menjadi mayarakat yang adil dan menjunjung tinggi nilai-nilaai kemanusiaan, akhirnya Nabi wafat. Selepas Nabi SAW wafat, maka risalah ini dibawa oleh penerusnya, karena sudah tidak ada lagi nabi, maka Islam adalah agama yang terakhir.
Sempat terpukul dan seakan tidak percaya ketika nabi wafat, para sahabat akhirnya bermusyawarah dalam menentukan pemimpin ataupun khilafah pengganti nabi. Umat dirasa sangat membutuhkan figur seorang pemimpin yang bisa membawa kemaslahatan bagi umat dan masyarakat. Dalam sejarah yang masyhur ada 4 khalifah setelah nabi wafat yaitu Abu bakar Assiddiq, umar bin khattab, utsman bin affan dan ali bin abi thalib. Mereka dijuluki khulafaur rasyidin yaitu khalifah penunjuk jalan kebenaran (Majid Ali Khan,2000:2).
Banyak persepsi tentang sejarah islam pasca wafatnya nabi. Setelah terjadi konflik politik dalam Islam yaitu dengan terjadinya perang saudara yaitu perang jamal dan perang siffin. Maka islam terpecah belah dan melahirkan beberapa pemahaman seperti menurut sebagian kelompok (syiah),mereka sangat mengagungkan khalifah Ali, mereka berpendapat bahwa Ali bin Abi Thalib lah orang yang paling tepat untuk mewarisi kepemimpinan nabi, bahkan mereka mengutuk sahabat karena dianggap merebut hak Ali. Sebagian golongan ada yang memuliakan sahabat tapi membenci khalifah Ali. Tapi golongan Ahlus Sunnah Wal Jama’ah sangat memuliakan para sahabat Nabi, baik Khalifah Ali maupun Khalifah yang lainya.
Begitu banyak prestasi yang dihasilkan keempat khulafaur rasyidin tersebut. Mereka semua adalah sahabat nabi Muhammad SAW yang sering disebut dalam hadits nabi. Diantaranya Imam ahmad meriwayatkan dari Abdullah bin Muhammad bin Aqil bin Abi Thalib, yang menyampaikanya dari Jabir bahwa Rasulullah SAW bersabda,“Seorang laki-laki dari surga akan segera datang dibawah bayangan pohon-pohon kurma itu”segera setelah itu Abu Bakar r.a muncul disana. Rasulullah SAW kembali bersabda,”Seorang laki-laki dari surga akan segera datang dibawah bayangan pohon-pohon kurma ini” segera setelah itu umar r.a datang. Rasulullah SAW kemudian berkata,”Seorang laki-laki dari surga akan segera datang dibawah bayangan pohon-pohon kurma ini” kemudian utsman datang. Rasulullah untuk keempat kalinya bersabda,”Seorang laki-laki dari surga akan segera muncul dibawah bayangan pohon-pohon kurma ini”. Kemudian Beliau berdo’a tiga kali, ”Ya ALLAH, biarlah dia Ali jika Engkau menginginkanya,”ketika Rasulullah SAW telah menyelesaikan do’anya,Ali r.a muncul (Majid Ali Khan,2000:6).
B. Rumusan Masalah
Masalah yang terdapat dalam uraian diatas adalah:
Bagaimana perkembangan peradaban islam pada jaman khulafaur rasyidin?
Apa faktor yang mempengaruhi peradadaban islam berkembang dengan pesat?
Bagaimana usaha-usaha khulafaur rasyidin dalam mengatasi konflik-konflik?
C. Tujuan
Makalah ini bertujuan untuk:
Mengetahui perkembangan islam pada jaman khulafaur rasyidin.
Mengetahui hal-hal yang menyebabkan peradaban islam berkembang dengan pesat.
Mengetahui cara yang dilakukan khulafaur rasyidin untuk mengatasi konflik-konflik.










BAB II
PEMBAHASAN
A. Peradaban Islam Pada zaman Abu Bakar Ash-Shiddiq r.a (11-13 H/632-634 M)
Abu bakar lahir pada tahun 573 M di Mekkah sehingga Ia dua tahun lebih muda dari Rasulullah SAW. Nama kecilnya adalah Abdul ka’bah dan setelah masuk islam dipanggil Abdullah oleh Rasulullah SAW. Nama ayahnya adalah Abu Quhafah (Usman bin Amir) sedangkan ibunya bernama Ummul khair (Salma binti Sakhr). Nasab beliau bersambung dengan Rasulullah SAW pada Adnan.[1]
Abu Bakar merupakan salah satu orang yang pertama memeluk Islam. Dia merupakan teman sekaligus sahabat Rasulullah SAW dalam berdagang. Ketika Muhammad SAW menyampaikan risalah kepadanya, tanpa ragu ia langsung menerimanya. Setelah masuk islam hartanya ia sumbangkan untuk keperluan dakwah, memerdekakan budak dan lainya. Dia pula orang yang menemani Rasulullah SAW hijrah ke madinah dan menemani nabi ketika bersembunyi di dalam gua Tsur ketika dikejar oleh sekelompok kafir quraisy.
Pada saat peristiwa isra’ mi’raj dialah orang yang pertama kali meyakini kebenaranya, sehingga ia dijuuki Ash Shiddiq yaitu orang yang paling jujur (selalu mengatakann yang sebenarnya) dalam keimanan dan tidak memiliki sedikitpun keraguan. Beliau juga memimpin ketika Haji pertama dilaksanakan. Selain itu dialah orang yang menggantikan Rasulullah SAW menjadi imam shalat ketika Nabi sedang jatuh sakit.[2]
Ketika Rasulullah SAW wafat, beliau tidak menunjuk siapa penggantinya kelak, sehingga pada tahun itu (632 M) sempat terjadi perdebatan antar sahabat tentang siapa yang menjadi pengganti Rasulullah untuk memimpin umat islam di Syaqifah bani sa’idah. Setelah terjadi musyawarah dan perdebatan yang panjang antara Anshor dan Muhajjirin akhirnya semua sepakat untuk memba’iat Abu bakar sebagai khalifah pengganti Nabi.
Banyak masalah yang dihadapi umat islam setelah Nabi wafat, dan Abu Bakar ketika menjabat sebagai khalifah yang pertama, yaitu: Diseluruh arab telah muncul pemberontakan, Ridat atau kemurtadan, orang muslim yang menolak untuk membayar zakat serta munculnya orang-orang yang menyatakan sebagai nabi (nabi palsu). Hal-hal yang yang dilakukan Abu Bakar ketika menjadi khalifah adalah sebagai berikut:
1. Pengiriman pasukan Usamah
Setelah Abu bakar diangkat sebagai khalifah, ia langsung mengirim pasukan yang di pimpin oleh Usamah bin Zaid. Usianya belum ada 20 tahun. Tetapi Rasulullah sebelum wafat telah menunjuk Usamah untuk menghadapi orang Syria untuk menuntut balas atas kematian ayahnya Zaid bin Harits r.a. Tetapi kabar wafatnya rasullullah Saw menunda pengiriman pasukan itu, setelah tiga minggu  wafatnya rasul, pengiriman pasukan baru dilaksanakan. Setelah 40 hari akhirnya Usamah pulang dengan membawa kemenangan dan disambut Abu Bakar di Madinah. Hal ini membuka mata orang-orang yang mengira bahwa islam sudah lenyap perlahan setelah Rasulullah SAW wafat. Beberapa anggota suku kembali kepada islam yang telah mereka tinggalkan.[3]
2. Memberantas pembangkang Zakat
Setelah nabi wafat, banyak terjadi pemberontakan. Para kabilah banyak yang menolak untuk membayar zakat. Sempat terjadi perdebatan antara Umar r.a dengan Abu Bakar tentang apakah orang yang menolak membayar zakat diperangi dengan kekerasan atau tidak, akhirnya Abu Bakar memutuskan untuk memerangi mereka yang menolak membayar zakat. Kabilah yang menolak membayar zakat diantaranya kabilah Abs, Zubyan, Banu kinanah, Gatafan dan Fazarah. Setelah menaklukkan para pemberontak di Zul-Qassah, akhirnya para kabilah berlomba-lomba untuk membayar zakat.[4]
3. Mengatasi para pemberontak dan murtad
Pemberontakan terjadi di semenanjung arab, Bahrain, Oman, Mahra, Hadramaut dan Yaman. Para pemberontak merasa inilah saatnya melepaskan diri dari cengkeraman islam, mereka ingin kembali melakukan kebiasaan yang mereka lakukan sebelum masuk islam seperti: minum-minuman keras, berjudi dan lain-lain. Pemberontakan yang terjadi di wilyah tersebut dapat diatasi dan dipadamkan atas perintah Abu Bakar Ash-Shiddiq.[5]
4. Mengatasi munculnya nabi-nabi palsu
Beberapa orang kafir menyatakan kenabian mereka, diantaranya adalah Aswad Ansi, Tsulaihah, Sajah binti al-Harits, Musailamah Al kadzdzab. Aswad terbunuh oleh Qaisnbin Maksyuh dan  parapengikutnya berhamburan. Abu Bakar mengirim Khalid bin Walid r.a untuk menumpas pemberontakan Tsulaihah, pasukan perang Thulaihah di taklukkan dan ia melarikan diri ke Syria, setelah itu ia menerima islam. Sajah menikah dengan Musailamah. Abu bakar mengirim Syurahbil bin hasanah dan Ikhrimah r.a untuk menumpas pemberontakan Musailamah, kemudian Khalid bin walid juga bergabung dengan mereka. Akhirnya pasukan Musailamah berhasil dikalahkan dan dia terbunuh oleh Wahsyi r.a. pada periode yang singkat Abu Bakar berhasil menyapu bersih para nabi palsu dan pengikutnya.[6]
5. Ekspedisi Iraq (Kekaisaran persia)
Abu Bakar mengirim pasukan yang dipimpin oleh Musanna bin Harisah asy Syaibani dan disusul oleh pasukan Khalid bin Walid. Dengan pasukan yang lebih sedikit dari persia, Khalid bin Walid berhasil menundukkan Hira (benteng pertahanan yang terkenal dari orang-orang persia), kemudian mereka meneruskanya ke Iraq dan memperoleh kemenangan demi kemenangan. Di Iraq Khalid r.a telah bertempur dalam 15 peperangan dan selalu menang. Dia dijuluki sebagai Syaifullah atau “Pedang ALLAH”.[7]
6. Ekspedisi Syria (Kekaisaran Byzantium)
Karena pertikaian di perbatasan Syria dan rencana invasi oleh orang-orang romawi timur. Ini adalah waktu dimana Heraklius menjadi kaisar dari kekaisaran Byzantium, dengan kostantinopel (Istanbul sebagai ibu kotanya). Dengan jumlah pasukan yang jauh lebih sedikit dibanding orang romawi, Dengan pimpinan Khalid bin Walid, pasukan muslim berhasil menundukkan romawi di Ajnadin dan berhasil mengepung Damaskus.[8]
7. Pengumpulan Al-Qur’an
Setelah perang Yamamah yang mengakibatkan meninggalnya sekitar 70 orang penghafal Al-Qur’an, Umar r.a mengusulkan untuk mengumpulkan ayat-ayat Al-qur’an. Sempat ragu karena tidak pernah diperintahkan oleh Rasulullah SAW, Abu bakar akhirnya menunjuk Zaid bin Tsabit r.a untuk menulis ayat-ayat Al-Qur’an ke dalam satu kitab.[9]
Selain prestasi tersebut, dalam pemerintahanya Abu Bakar selalu bermusyawarah dengan para Sahabat lainya, beliau juga membentuk Majelis Syura (Dewan Penasehat), Membagi wilayah ke dalam berbagai propinsi dan mengangkat sahabat menjadi gubernur di wilayah kekuasaan islam, membuat Baitul Mal, membentuk Departemen Ahli Hukum (Mufti), pengadilan, angkatan perang dan administrasinya.
Setelah dua minggu dalam keadaan sakit akhirnya Abu Bakar wafat pada usia 63 tahun, tanggal 22 Jumadil Akhir 13 H atau 22 Agustus 634 M. Abu Bakar r.a mewariskan suatu teladan mulia atas pelayanan yang tanpa pamrih. Beliau bekerja demi islam sampai nafas terakhirnya, tetapai tidak mengharapkan balasan.[10]

B. Peradaban Islam Pada zaman Umar bin Khattab r.a (13-23 H/ 634-644 M)
Umar bin khattab lahir pada tahun 583 M di Mekkah. Ia berasal dari Bani Ady dari suku quraisy, nasabnya bertemu Nabi Muhammad SAW. Ketika Nabi menyeru orang-orang pada islam, ia termasuk orang yang menentang bahkan ingin membunuh Nabi Muhammad SAW. Tetapi keadaan berkata lain, pada tahun keenam kenabian, ia masuk islam setelah mendengar adiknya, Fatimah bin Khattab membaca permulaan surat Thaha. Dengan masuknya umar r.a, orang-orang islam semakin berani menyebarkan agamanya. Dia dijuluki “al faruq” yaitu orang yang membuat perbedaan antara yang haq dan yang bathil.[11]
Sebelum Abu Bakar wafat, beliau telah menunjuk Umar r.a sebagai penggantinya. Ini bukan berarti Abu Bakar tidak memusyawarahkan masalah ini dengan sahabat lain. Sempat menolak karena dianggap watak umar sangat keras, Para sahabat akhirnya setuju dengan wasiat Abu Bakar. Pada Tahun 634 M Umar r.a mulai memimpin islam. Dia minta diberi gelar Amirul Mu’minin, dari pada menggunakan gelar khalifah.
Pada masa Umar r.a di sebut sebagai masa keemasan, karena perluasan wilayah kekuasaan islam berkembang pesat. Berikut adalah prestasi penting saat Umar r.a menjadi khalifah:
1. Perluasan wilayah sampai ke  Iraq, Syria, Jerussalem (Palestina), Mesir
Setelah Abu Bakar wafat, Umar r.a tetap melanjutkan perluasan ke wilayah yang dikuasai oleh kekaisaran Persia dan Kekaisaran Byzantium (Romawi). Pada awal pemerintahanya Umar bin Khattab mengganti panglima tertinggi dari Khalid bin Walid menjadi Abu Ubaidah bin al Jarrah r.a pada saat perang yarmuk. Hal itu tidak membuat Khalid r.a berhenti berperang, ia selalu ikut bertempur bersama pasukan muslim lainya. Pada saat itu pasukan islam berhasil menguasai Syria dan membuat kaisar Heraklius melarikan diri ke kostantinopel.Pada tahun 16 H pasukan muslim berhasil menaklukkan Jerussalem dengan perjanjian damai. Pada tahun 640 M (20 H) Amr bin Ash  dan pasukan  muslim berhasil menaklukkan Alexandria (Mesir).
Selain menundukkan kekaisaran Byzantium (Romawi), kekhalifaan umar juga berhasil menundukkan kekaisaran persia.Beberapa peperangn tejadi seperti: perang Namariq, perang Buwaib, perang Qadisiyah, perang Jalulah. Dengan dipimpim Mutsanna bin Harits r.a dan Sa’ad bin Abi Waqash pasukan muslim berhasil menguasai Iraq, tetapi kemudian Mutsanna wafat. Dengan dipimpin Sa’ad bin Abi Waqash pasukan islam berhasil menduduki ibu kota Persia. Kaisar Persia, Yezdagird, melarikan diri. Seluruh wilayah antara sungai Eufrat dan Tigris telah berada di bawah kekuasaan kaum muslimin. Hal ini sesuai dengan ramalan Nabi Muhammad SAW “Sekelompk orang-orang muslim akan merebut istana putih dari kaisar Persia”. Penaklukan kekaisaran Persia telah memberikan kaum muslimin sumber-sumber penghasilan yang tak terbatas.
2.  Umar r.a sebagai pionir demokrasi Islam berdasar atas majelis Syura
Konstitusi kekhalifahan Islam selama masa Umar r.a telah didasarkan seluruhnya diatas sistem demokratik islam. Semua masalah yang telah diputuskan telah melalui konsultasi dengan majelis syura. Majelis syura ini terdiri dari Dewan Penasehat Tinggi, Dewan Penasehat Umum, Dewan Penasehat Tinggi dan Umum.[12]
3. Membagi kekhalifahan Islam ke dalam berbagai propinsi masing- dengan ibu kotanya
Pada akhir hayatnya tahun 23 H, Umar bin Khattab membagi negara islam menjadi berbagai propinsi dan setiap propinsi mempunyai Ibu Kota. Gelar bagi seorang Gubernur Propinsi adalah wali. Beberapa propinsi tersebut adalah:
a. Hijaz dengan Mekkah sebagai ibu kotanya, gubernurnya adalah Nafi’ bin Abu Harits
b.Syria dengan Damaskus sebagai ibu kotanya, gubernurnya adalah Mu’awiyah bin abi sufyan
c. Iran dengan Basrah sebagai ibu kotanya, gubernurnya adalah Abu Musa Al Asy’ari
d. Iraq dengan Kuffah sebagai ibu kotanya, Gubernurnya adalah Mughirah bin Syu’bah
e. Mesir dengan Fustat sebagai ibu kotanya, gubernurnya adalah Amr bin Ash
f. Palestina dengan Jerussalem sebagai ibu kotanya, gubernurnya adalah Alqamah bin Majaz
g. Jazirah (Mesopotamia) dengan Hims sebagai ibu kotanya, gubernurnya adalah Umair bin Sa’d
h. Propinsi Arabia pusat dengan madinah sebagai ibu kotanya. Ibu kota negara adalah Madinah[13]
4. Membentuk Pengadilan yang memisahkan kekuasaan legislatif, yudikatif dan eksekutif.
Fungsi-fungsi yang berhubungan dengan pengadilan dipercayakan pada qadi (para hakim). Seorang qadi adalah sama sekali bebas dari penyelenggaraan pemerintahan.[14]
5. Menyusun sistem Baitul Maal yang adil dan penyelenggaraan pajak.
Pada saat Abu Bakar r.a baitul mal sudah ada, tapi pada Jaman khalifah Umar r.a sistem Baitul Mal lebih maju dan berkembang. Jizyah, kharaj (pajak tanah), Usyr (Pajak tanah khusus), Ghanimah (rampasan perang) masuk ke Baitul Mal dan menjadi pendapatan negara. Umar r.a juga menggaji para gubernur dengan mengambil dari Baitul Mal.
6. Pengenalan tehadap kalender Islam (Hijriyah)
Untuk pertama kalinya dalam sejarah islam diberlakukan Kalender hijriah. Dan kalender ini dihitung sejak Nabi berhijrah.
Selain itu masih banyak prestasi yang ditorehkan Amirul Mukminin Umar bin Khattab, diantaranya adalah menempa mata uang, adanya kebebasan berpendapat, mendirikan Departemen pendidikan, Mendirikan Kepolisian dan Institusi penjara, pembangunan masjid dan sekolah, perhatian khusus terhadap pertanian dan lain sebagainya.
Umar bin Khattab wafat pada tahun 644 M, setelah ditikam oleh seorang budak Persia, Abu Lu’lu’ah ketika pergi ke Masjid untuk melaksanakan sholat shubuh. Sebelum meninggal, ia telah menunjuk enam sahabat untuk memilih seorang diantara mereka sebagai penggantinya, yaitu: Utsman bin Affan, Ali bin Abi Thalib, Zubair bin Awwam, Sa’ad bin Abi Waqash, Abdurrahman bin Auf, dan Thalhah.[15]


C. Peradaban Islam Pada zaman Utsman bin Affan
1. Utsman Bin Affan Sebelum Menjadi Khalifah.
Utsman bin Affan dilahirkan 5 tahun setelah Nabi Muhammad . garis keturunannya sangat dekat dengan Nabi,bertemu pada Abu Manaf bin Qushai.
Utsman bin Affan masuk Islam karena dorongan dari Abu Bakar, Abu Bakar menerangkanKepadanya bahwa Nabi Muhammad telah menerima wahyu dari Allah. Abu Bakar berkata kepada Utsman : “Muhammad adalah Rosulullah dan pemimpin umat kejalan yang benar . Saya telah mengimaninya dan menjadi seorang muslim. Saya anjurkan agar kamu sagera menemui Beliau”. Utsman segera pergi ke rumah Rosulullah        dan terjadi tanya jawab antar keduanya. Akhirnya Utsman masuk Islam . Utsman bin Affan termasuk as sabiunal awwalun (kelompok pemeluk Islam  yang awal ). Utsman bin Affan menikanh dengan putri Rosulullah yang bernama Ruqayyah .[16]
Ketika Umat Islam hijrah ke Madinah , Utsman bin Affan beserta Ruqayyah ikut serta, dan ketika Ruqayyah meninggal, Utsman bin Affan dikkawinkan dengan Ummu kulsum , Putri Rosulullah yang lain. Oleh sebab itu Utsman bin Affan mendapat gelar dzun nurain(yang memiliki dua cahaya).
Pada berbagai peperangan yang terjadi pada zaman Rosulullah , Utsman bin Affan selalu turut serta dan menyumbangkan hartanya untuk mendukung keperluan perang.
2. Utsman bin Affan sebagai Khalifah .
a.Pengangkatan sebagai Khalifah.
Setelah Umar bin Khattab ditikam oleh kelompok anti Islam pada tahun 23 H , yang terdiri dari Murnuzan , Jafainah , dan Abu lu’luah , dan sebelum wafat beliau berwasiat dan menunjuk tim yang terdiri dari 6 sahabat trkemuka untuk mangganti sebagai Khalifah. Sahabat-sahabat tersebut Utsman bin Affan , Ali bin Abi Thalib , Abdur Rahman bin Auf, Thalhah bin Ubaidillah, zubair bin Awwam, Sa’ad bin Abi Waqash.
Utsman bin Affan dibaiat sebagai Khalifah menggantikan Umar bin Khattab setelah hasil musyawarah menunjukkan suara yang seimbang antara Ali dan Utsman, karena Utsman lebih tua usianya , Abdur Rahman menetapkan Utsman bin Affan sebagai pengganti Umar .[17]

b. Pertahanan dan perluasan wilayah.
Selain mempertahankan wilayah yang telah ada , baik wilayah yang memberontak seperti khurasan ataupun wilayah yang diserang oleh musuh seperti Iskandariah , Khalifah juga melakukan perluasan wilayah ke Afrika, Asia, dan Eropa .
c. Pembangunan.
Pembanguna pada masa Utsman bin Affan melanjutkan pembanguna yang telah dilakukan oleh Umar bin Khattab . usaha pembangunan dimasa Utsman itu antara lain : pembentukan angkatan laut dan pembukuan kembali Al-Quran .
d. Pemberontakan dan pembunuh terhadap Khalifah.
Karena khalifah Utsman bin Affan banyak mengambil keluarganya untuk menduduki jabatan pemerintahan. Serta pengawasan yang kurang terhadap pemerintahan karena Beliau telah lanjut , banyak keluhan dari masyarakat yang tidak disampaikan kepada Khalifah, timbulah keresahan dan protes dari Mesir dan Kuffah . Mereke ke Madinah dan melakukan demonstrasi , namun karena kurang mendapat tanggapan , demonstrasi tadi berubah menjadi pemberontakan .Dalam pemberontakan inilah Khalifan  Utsman bin Affan terbunuh ( tahun 35 H/565) .[18]
v    Strategi yang dilakukan oleh Utsman bin Affan selama pemerintahannya :

1)   Membangun bendungan agar terhindar banjir dikota-kota .
2)   Membangun jembatan-jembatan, jalan-jalan, serta berbagai insfratuktur yang memudahkan masyarakat ketika itu .
3)   Memperluas masjid nabawi
4)   Serta mengangkat orang-orang yang dianggap mampu sebagai Khalifah-khalifah dan mengisi jabatan penting lainnya.

v    Prestasi yang dicapai oleh Utsman bin Affan antara lain :

a)    Kodifikasi Mushaf Al-Quran.
b)   Renovasi Masjid Nabawi.
c)    Pembentukan angkatan laut.
d)   Perluasan wilayah.[19]


D.  Peradaban Islam Pada zaman Ali Bin Abi Thalib
1.    Ali bin Abi Thalib sebelum menjadi Khalifah
Ali bin Abi Thalib adalah sadara sepupu Rosulullah Muhammad bi Abdullah . Ayah Ali adalah Abu Thalib saudara seayah dan seibu ayah Nabi Muhammad sejak usia sekitar 7 tahun. Ali bin Abi Thalib sejak kecil belum pernah menyembah berhala .
2.    Ali bin Abi Thalib menjadi Khalifah .

a.    Pengangkatan sebagai Khalifah.
Sesudah Utsman wafat keadaan waktu itu sangat kacau , kemudian kaum pemuda umumnya menghendaki Ali bin Abi Thalib segera menggantikan Utsman . Mereka mendatangi Ali bin Abi Thalib untuk membaiatnya . Tapi Ali bin Abi Thalib tidak mau, beliau mengingiunkan dukungan para sahabat yang dahulu berjuang besama Nabi. Kemudian para pemuda beramai-ramai memaksa Zubair dan Talhah untuk besama-sama membaiat Ali bin Abi Thalib, akhirnya beliau bersedia dibaiat menjadi Khalifah yang ke empat menggantikan Utsman bin Affan.[20]
b.    Pemerintahan selama menjadi Khalifah.
Ali bin Abi Thalib dikenal sebagai pemimpin yang merakyat , tidak suka kemewahan dan bersikap tegas . Untuk menghindari kekacauan, Ali bin Abi Thalib memindahkan pemerintahannya ke Kuffah di Irak .Di masa Ali bin Abi Thalib terjadi beberapa peperangan , diantaranya :
1.    Perang jamal
Perang yang terjadi antara Ali bin Abi Thalib dengan Zubair bin Awwam, Talhah dan Aisyah .
2.    Perang siffin
Peperangan yang terjadi antara pengiukut Ali bin Abi Thalib dengan pengikut Muawiyah yang membangkang . sifin adalah kota yang terletak di timur kota Damsik. Dalam peperangan ini pihak Ali hampir memperoleh kemenangan , tapi kemudian muawiyah mengajak berunding , akan tetapi Ali bin Abi Thalib kalah dalam perundingan itu .[21]
Setelah peristiwa itu , dipihak Ali bin Abi Thalib terjadi perpecahan . pihak yang memisahkan diri diberi nama Khowarij dan kelompok itu bermufakat untuk membunuh ketiga tokoh , yakni Ali bin Abi Thalib , Muawiyah , dan Amru bin ‘asy , tetapi hanya Ali bin Abi Thalib yang terbunuh , peristiwa itu terjadi pada tanggal 17 Ramadhan 40 H.

v Strategi yang dilakukan oleh Ali bin Abi Thalib selama pemerintahannya

1)   Menonaktifkan pejabat yang diangkat oleh Utsman bin Affan karena menurut beliau pemberontakan yang terjadi merupakan sebab dari keteledoran mereka.
2)   Menarik kembali tanah-tanah yang dihadiahkan Khalifah Utsman bin Affan kepada penduduk dan keluarganya.
3)   Mengembalikan fungsi Baitul Mal.

v Prestasi yang dicapai oleh Khalifah Ali bin Abi Thalib :

a)    Mengganti pejabat yang kurang cakap.
b)   Membenahi keuangan Negara.
c)    Memajukan bidang ilmu bahasa.
d)   Melakukan pembangunan-pembangunan.[22]

















BAB III
PENUTUP
A.  Kesimpulan
Khulafaur Rasyidin merupakan Khalifah/pemimpin yang mendapat petunjuk dari Allah. Mereka terdiri dari 4 orang sahabat Nabi Muhammad SAW. Yang dalam praktek ibadahnya diawasi oleh Nabi sendiri secara langsung. Oleh karena itu semua umat Islam bersepakat bahwa mereka semua berhak menggantikan sekaligus melanjutkan kepemimpinannya dalam mendakwahkan agama Islam pada zaman itu.
Ibrah yang dapat diambil dari prestasi-prestasi yang dicapai oleh Khulafaur Rasyidin untuk masa kini dan masa yang akan datang:

1)   Ketinggian , keluhuran dan kemuliaan akhlak pemimpin perlu diteladani bagi para pewaris dan umat islam saat ini .
2)   Para khalifah hanya melaksanakan manah Allah , dalam menegakkan agama Islam di muka bumi dengan ikhlas dan semangan jihad fisabilillah yang tinggi .
3)   Para Khalifah rela miskin dan suka berkorban demi Islam .
4)   Tidak ada yang menyatukan kaum muslimin , kecuali contok dari pemimpin yang ikhlas bukan karena hawa nafsu dalam memegangi Al-Quran dan Sunnah Rosulullah .
5)   Wilayah Islam berkembang luas dari masyriki sampai maghribi , bertujuan hanya satu , yaitu agar manusia berkhitmat untuk menyembah kepada Allah.

B.   Saran
Kisah Kulafaur Rasyidin merupakan kisah kepemimpinan yang harus dipelihara dan diamalkan oleh setiap muslim, terlebih para pemimpin pada zaman sekarang ini yang lambat laun menghilangkan nilai-nilai Islam pada kepemimpinannya. Untuk memahami tentang kisah Kulafaur Rasyidin yang lebih banyak dan lebih dalam, anda diharapkan senantiasa membaca buku-buku yang berkenaan dengan kisah Kulafaur Rasyidin. Lalu anda dapat merenungi dan memahami kemudian mempraktekannya dilapangan.




DAFTAR PUSTAKA

Husain,Muhammad,Haekal.2001.ABU BAKR AS-SIDDIQ, sebuah Biografi dan studi analisis tentang permulaan sejarah islam sepeninggak nabi.Jakarta: Pustaka Litera Antarnusa
Husain,Muhammad,Haekal.2001.UMAR BIN KHATTAB,sebuahtelahmendalamtentangpertumbuhanislamdankedaulatanyamasaitu, Jakarta: Pustaka Litera Antarnusa
Ali,Majid,Khan.2000.Sisi Hidup Para Khalifah Saleh. Surabaya: Risalah Gusti
Su’ud,Abu.2003. ISLAMOLOGI, sejarah ajaran dan perananya dalam peradaban umat manusia. Jakarta: Rineka Cipta
Sya’labi,Ahmad.1998.Sejarah kebudayaan Islam I, jakarta:pustaka al-husna.




[1]Muhammah Husain Haekal.2001. Abu Bakr As Siddiq, hal 2.
[2]Majid Ali Khan.2000.Sisi Hidup Para Khalifah Saleh, hal 18.
[3]Muhammah Husain Haekal.2001. Abu Bakr As Siddiq, hal 76
[4]Ibid, halaman 93
[5]Ibid, halaman 98
[6]Majid Ali Khan.2000.Sisi Hidup Para Khalifah Saleh, hal 32.
[7]Ibid, halaman 38.
[8]Ibid, halaman 44.
[9]Muhammah Husain Haekal.2001. Abu Bakr As Siddiq, hal 316.
[10]Muhammah Husain Haekal.2001. Abu Bakr As Siddiq, hal 374.
[11]Majid Ali Khan.2000.Sisi Hidup Para Khalifah Saleh, hal 77
[12] Majid Ali Khan.2000.Sisi Hidup Para Khalifah Saleh, hal 111
[13] Majid Ali Khan.2000.Sisi Hidup Para Khalifah Saleh, hal 117
[14]Ibid, halaman 124
[15] Muhammah Husain Haekal.2001.Umar bin Khattab, hal 782.
[16] Naufal,A Razaq,1987,ummat Islam dan sains modern hal 51
[17] Ibid,halaman 55
[18] Naufal, A Razaq,1987, hal 58
[19] Ibid, halaman 60
[20] Naufal, A Razaq,1987 hal 62
[21] Naufal, A Razaq 1987,hal 65
[22] Ibid, halaman 67

Tidak ada komentar:

Posting Komentar