Minggu, 31 Mei 2015

PENGARUH KEBERADAAN KELOMPOK PREMAN YANG BERMARKAS DI SEKITAR SEKOLAH TERHADAP PERKEMBANGAN BELAJAR SISWA DI SEKOLAH

PENGARUH KEBERADAAN KELOMPOK PREMAN YANG BERMARKAS DI SEKITAR SEKOLAH TERHADAP PERKEMBANGAN BELAJAR SISWA DI SEKOLAH








Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Sosiologi Pendidikan
Dosen Pengampu: Drs. Ma’arif Jamuin M.Si
Disusun oleh:
SEBASTIAN WISNU AJI  (G000140137)
KELAS A (2) TARBIYAH
FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA



ABSTRAK
Pengaruh Keberadaan Kelompok Preman Yang Bermarkas Di Sekitar Sekolah Terhadap Perkembangan Belajar Siswa Di Sekolah
Oleh: Sebastian Wisnuaji
Pendidikan sangat dipengaruhi oleh lingkungan sekitarnya. Keberadaan preman di sekitar sekolah sangat mempengaruhi kegiatan belajar di sekolah terutama pengaruhnnya terhadap perkembangan belajar siswa. Keberadaan preman itu disebabkan karena banyaknya pengangguran yang bermula dari putus sekolah yang kemudian membentuk kelompok yang aktivitasnya merugikan masyarakat.
Aktifitas para preman itu sering melanggar norma agama maupun masyarakat. Diantara perbuatan yang mereka lakukan adalah mabuk-mabukan disekitar sekolah, menggoda siswa perempuan, meminta uang kepada para siswa. Siswa yang setiap hari menghadapi lingkungan yang seperti itu akan terpengaruh karena pada masa sekolah anak masih labil dan mudah menerima rangsangan dari luar.
Penulisan ini menggunakan metode penelitian yang terkokus pada kajian pustaka-pustaka yang valid dan referensi dari internet yang sumbernya dapat di pertanggung jawabkan. Penulis menggabungakan pendapat para ahli dan menghubungkanya dengan kenyataan di lapangan.
Keberadaan para preman dengan aktivitasnya dilingkungan sekolah sangat berdampak negatif terhadap perkembangan kepribadian para siswa. Mereka yang tidak bergaul maupun yang bergaul secara langsung dengan kelompok preman disekitar sekolah itu akan terkena dampaknya. Siswa yang bergaul secara langsung akan terkena dampak yang paling besar. Mereka menjadi siswa yang nakal dan berani melakukan tindakan kriminal. Lingkungan yang tidak baik akan membentuk anak-anak yang tidak baik pula.
Kata Kunci: Preman, Siswa, Lingkungan sekolah


BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sekolah merupakan tempat kegiatan belajar para siswa. Di sekolah banyak terjadi interaksi sosial antara guru, siswa, karyawan dan lain-lain.Keadaan di lingkungan sekitar sekolah atau di luar sekolah sangat mempengaruhi suasana di dalam sekolah, karena sekolah sendiri tidak bisa dilepaskan dari pengaruh lingkungan sekitar, salah satunya yaitu keadaan masyarakat di sekitar sekolah. Setiap warga sekolah hampir setiap hari bertemu dengan mereka.
Menurut Ary H Gunawan, masalah putus sekolah khususnya  pada jenjang pendidikan rendah kemudian tidak bekerja atau berpenghasilan tetap merupakan beban masyarakat bahkan sering mengganggu ketenteraman masyarakat. Hal ini diakibatkan kurangnya pendidikan atau pengalaman intelektual, serta tidak memiliki keterampilan untuk menopang kehidupanya sehari-hari. Lebih-lebih jika mengalami frustasi dan merasa rendah diri tetapi bersikap overkompensasi, bisa menimbulkan gangguan dalam masyarakat berupa perbuatan kenakalan yang bertentangan dengan norma-norma sosial yang positif.[1]
Mereka yang tidak punya pekerjaan terkadang membentuk sebuah kelompok yang kegiatanya meresahkan masyarakat pada umumnya.Tak terkecuali sekolah yang juga terkena dampak dari keberadaan mereka. Di masyarakat, mereka sering dikenal dengan sebutan preman. Sebenarnya yang dinamakan “preman” itu tidak hanya orang yang tidak mempunyai pekerjaan kemudian sering melakukan tindakan yang tidak sesuai dengan norma di masyarakat, akan tetapi ada juga preman yang berpakaian rapi dan secara penampilan tampak seperti orang yang bekerja di kantoran. Disini penulis hanya akan menjelaskan tentang preman yang sering meresahkankan dengan keberadaanya di masyarakat. Tempat mereka berkumpul terkadang berdekatan dengan sekolah, hal ini berdampak terhadap situasi di dalam sekolah. Yang paling besar terkena dampaknya adalah para siswa, karena mereka sangat mudah terpengaruh kepada hal yang negatif.
B. Rumusan Masalah
Apa pengaruh keberadaan kelompok preman yang bermarkasdisekitar sekolah terhadap perkembangan belajar siswa? (aspek kepribadian-akhlaq dan sikap)
C. Tujuan
Mengetahui pengaruh keberadaan kelompok preman yang bermarkas disekitar sekolah terhadap perkembangan belajar siswa.













BAB II
METODE PENULISAN
A. Pengumpulan Data
            Penulis dalam karya tulis ini menggunakan metode kajian pustaka atau library researchuntuk memperoleh data dan informasi. Metode penulisan dengan kajian pustaka adalah melakukan penulisan dengan obyek penelitian yang terfokus pada pustaka-pustaka. Penulis mencari referensi dari media cetak ataupun media internet yang valid dan dapat dipertanggung jawabkan serta relevan atau saling berhubungan dengan obyek penelitian.
B. Analisis Data
Setelah data yang diperlukan terkumpul, dilakukan pengolahan data dengan menyusun secara sistematis dan logis. Pengolahan data dilakukan dengan memadukan beberapa informasi untuk dijadikan satu argumen dan cara pandang suatu masalah. Sehingga dapat dikatakan teknik pengolahan data dan informasi dilakukan dengan deskriptif argumentatif, dengan tulisan yang bersifat deskriptif yang menguraikan tentang dampak keberadaan kelompok preman disekitar sekolah terhadap perkembangan belajar siswa karya tulis ini menguraikansecara rinci tentang pengertian dan aktifitas preman di sekitar sekolahan.







BAB III
PEMBAHASAN
A. Pengertian Preman
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, preman adalah sebutan kepada orang jahat (penodong, perampok, pemeras, dan sebagainya).[2]Di dalam masyarakat preman identik dengan sesuatu yang seram, menakutkan dan sering membuat kericuhan. Tetapi dari golongan intelektual menganggap istilah preman itu tidak hanya sebatas orang yang berada dijalanan, gondrong, ataupun suka menodong, tetapi lebih dari itu.
Menurut Ulung Koeshendratmoko, ada beberapa kategori preman yang hidup dan berkembang di masyarakat, mulai dari preman tingkat bawah, menengah, atas dan kalangan elite.Untuk kelas pertama, penampilannya dekil, bertato, dan berambut gondrong. Mereka spesialis tindak kriminal ringan. Untuk kelas menengah lebih rapi dan juga mempunyai pendidikan cukup. Mereka biasa bekerja dengan suatu organisasi secara formal atau legal. Mereka preman yang disewa oleh lembaga perbankan untuk menagih hutang nasabah, semisal agen debt collector . Preman kelas atas adalah kelompok organisasi yang berlindung di balik parpol atau organisasi massa, bahkan berlindung di balik agama tertentu. Untuk tingkat elite ditempati oknum aparat yang menjadi tameng perilaku premanisme. Kepremanan mereka biasanya tidak tampak karena mereka adalah aktor intelektual premanisme.[3]
Preman di masyarakat kebanyakan dari golongan preman tingkat bawah. Mereka dianggap sebagai orang yang brutal, sering membuat masalah. Kebanyakan dari mereka sering memakai anting, bertatto serta rambut yang diwarnai. Hal itu akan memberikan kesan bahwa mereka itu menakutkan, jagoan dan pemberani. Mereka seperti ingin menunjukkan kepada semua orang tentang jati dirinya.           
B. Aktivitas Preman di sekitar sekolah
Para preman itu  biasanya membentuk sebuah kelompok yang terdiri dari 2 orang atau lebih. Kebanyakan dari mereka seumuran dan mempunyai kebiasaan yang sama.Acapkali terlihat pula timbulnya perselisihan, perkelahian, dan perilaku lainya yang merusak sifat hubungan pergaulan dan bahkan menimbulkan kemungkinan tercetusnya luapan emosi, yang tidak hanya merusak hubungan melainkan merusak individu dan segala sesuatu yang ada di lingkungan sekitarnya.[4]
Gerombolan preman yang sering berkumpul bersama biasanya mempunyai basecampatau markas yang digunakan untuk kegiatan mereka. Terkadang markas mereka berdekatan dengan sekolah. Hal ini sangat berdampak terhadap kegiatan belajar siswa di sekolah. Para preman itu biasanya melakukan hal-hal sebagai berikut: mabuk atau minum-minuman keras, meminta uang kepada siswa ketika mereka keluar sekolah, menggoda siswa perempuan, mengajak  siswa untuk ikut berkumpul dengan mereka.
Sebagai contoh seperti kejadian di Surabaya, karena  pengaruh alkohol, seorang preman bernama AS (17) warga Simorejo Sari A menganiaya dua siswa SMK. Dua siswa SMK yaitu Holis (16) dan Rochli (16). AS menganiaya keduanya karena menolak memberi uang. "Sebelumnya tersangka mengaku baru saja minum miras sehingga membuatnya mabuk," kata Kapolsek Sukomanunggal, AKP Eusebia Torimtubun, kepada wartawan di mapolsek, Jalan Sukomanunggal Jaya, Selasa (15/12/2009).Perwira yang akrab dipanggil Sebi ini menceritakan tempat mangkal preman di bawah umur itu memang di sekitar sekolah kedua korban yakni SMK Sejahtera di Jalan Simorukun.[5]
Kejadian itu merupakan salah satu bukti bahwa di lingkungan sekitar sekolah terdapat aktivitas yang dilakukan oleh preman.Dan masih banyak lagi tingkah dan kelakuan mereka di sekitar sekolah. Aktivitas yang mereka lakukan itu sebagian besar melanggar norma-norma yang berlaku di masyarakat. Kejadian-kejadian ataupun aktivitas preman itu masih banyak dijumpai di sekitar sekolah-sekolah.Hal itu sangat merugikan lingkungan sekitar, khususnya lingkungan sekolah dan bisa membahayakan pelajar maupun warga sekolah yang lain.
C. Pengaruh keberadaan preman di sekitar sekolah terhadap perkembangan belajar siswa
Perkembangan belajar anak di sekolah tidak hanya dipengaruhi oleh lingkungan di sekolah saja, tetapi juga dipengaruhi keadaan di dalam keluarga, di masyarakat termasuk lingkungan di sekitar sekolah. Keberadaan preman disekitar sekolah yang sering melakukan aktivitas negatif berdampak pada perkembangan belajar siswa, terutama berdampak kepada pada kepribadian maupun akhlak siswa.
Dalam usia remaja pada umumnya belum memiliki kematangan sosial (social maturity) sehingga masih labil dalam menentukan sikap, tingkah laku dan perbuatan. Mereka masih mudah terkena pengaruh dan rangsangan-rangsangan dari luar. Dalam kondisi ini kadang-kadang dimanfaatkan oleh pihak yang berkepentingan dengan memberikan ajaran-ajaran, ide-ide, motivasi-motivasi yang pada giliranya bisa membentuk suatu sikap dan gaya hidup bahkan kepribadian.[6] Beberapa dampak yang diakibatkan dengan keberadaan preman disekitar sekolah terhadap perkembangan kepribadian siswa adalah sebagai berikut:
1. Siswa akan mengikuti gaya preman.
            Pada umumnya siswa sangat mudah terpengaruh dengan lingkunganya. Siswa yang melihat gaya penampilan preman itu akan mengikuti gaya mereka, karena mereka ingin dicap sebagai siswa yang berani ataupun berani tampil beda. Mereka ada yang bertindik, rambutnya diwarnai ataupun membentuk potongan rambut yang meniru para preman itu.
2. Siswa sering membuat keributan didalam sekolah.
            Biasanya siswa yang ikut berkumpul dan bergaul bersama preman itu akan menunjukkan sikap yang melanggar aturan di sekolah. Mereka membentuk gang dengan temanya, gang itu berisi orang-orang yang suka berbuat kenakalan. Terkadang sikap mereka  tak terkendali. Mereka sering membuat keributan di sekolah, membuat gaduh di dalam kelas dan lain sebagainya. Mereka ingin menunjukkan jati dirinya bahwa tidak takut dengan siapapun, karena memiliki teman para preman itu.    
3. Siswa mengalami penurunan konsentrasi belajar.
            keberadaan preman di sekitar sekolah juga berdampak pada aktivitas belajar siswa di dalam kelas. Siswa yang sering mengalami pemalakan diluar sekolah akan merasa takut dan was-was. Siswa perempuan yang mendapat godaan dari para preman itu juga sering merasa risih, bahkan ada yang ketakutan. Hal itu akan berdampak pada konsentrasi belajar siswa di dalam kelas.
4. Siswa melakukan tindakan kriminal.
Siswa yang bergaul dengan para preman akan mengikuti apa yang dilakukan para preman itu. Mereka sering mabuk-mabukan bersama bahkan berani memakai narkoba maupun melakukan sex bebas dengan lawan jenis karena sudah bergaul akrab dengan gerombolan preman itu. Tak jarang pula mereka meminta uang atau melakukan pemalakan kepada temanya karena di suruh oleh para preman di luar sekolah.
Daerah anak-anak nakal akan menghasilkan anak-anak nakal pula. Kelakuan sosial anak serta norma-norma lingkungan tempat anak itu bermain dan bergaul tercermin pada kelakuan anak-anak.[7] Tidak sedikit pelajar yang semula baik berubah menjadi seorang yang nakal bahkan brutal kalau tidak bisa mengendalikan serta menjaga dirinya sendiri. Karena aspek lingkungan sangat berpengaruh dalam perkembangan kepribadian para siswa.


BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Lingkungan di sekitar sekolah sangat mempengaruhi proses belajar didalam sekolah itu. Lingkungan yang tidak baik diantaranyaterdapat kelompok preman di sekitar sekolah yang sering berbuat onar dan melanggar norma yang berlaku di masyarakat. Mereka melakukan aktivitas seperti mabuk-mabukan, pemalakan kepada siswa, menggoda siswa perempuan, mengajak bergabung para siswa kedalam kelompoknya dan sebagainya.Hal ini berdampak pada perkembangan siswa, terutama aspek kepribadian maupun akhlak. Siswa yang mendapat tekanan ataupun ikut bergabung dalam kelompok itu akan cenderung mempunyai sifat yang negatif. Siswa  sangat cepat terpengaruh dengan gaya preman karena pelajar cenderung akan meniru apa yang dilihatnya. Mereka yang terpengaruh oleh para preman itu biasanya sering membuat keributan di sekolah, susah diatur dan cenderung brutal.
B. Saran
Dengan permasalahan yang telah diuraikan diatas, maka penulis memberikan saran yaitu antara sekolah, orang tua, masyarakat serta pejabat yang berkuasa harus bekerja sama dalam mengatasi permasalahan ini. Sekolah harus memberikan arahan serta bimbingan agar siswa tidak berhubungan dengan kelompok preman di linkungan sekitar sekolah. Orang tua lebih protektif terhadap anaknya, masyarakat harus melaporkan kepada aparat keamanan jika terjadi perilaku yang mengganggu ketertiban lingkungan serta pejabat yang berkuasa harus menggunakan wewenangnya untuk menciptakan aturan tentang menjaga ketertiban dan keamanan lingkungan.



DAFTAR PUSTAKA

Ary H, Gunawan. 2000. Sosiologi pendidikan, suatu analisis sosiologi tentang pelbagai problem pendidikan, Jakarta:Rineka Cipta
Departemen pendidikan nasional. 2008 edisi keempat.Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
Nunik, Hartini, Penyebab Rusaknya Moral Remaja, suara merdeka, 20 september 2003
Nyai Singgih D, Gunarsa dan Singgih D. 1991. Gunarsa,psikologi untuk muda-mudi, Jakarta: BPK Gunung Mulia
S. Nasution. 1999. Sosiologi Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara




[1]. Ary H. Gunawan, Sosiologi pendidikan, suatu analisis sosiologi tentang pelbagai problem pendidikan, Jakarta, Rineka Cipta, 2000, hal.71
[2] Departemen pendidikan nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, gramedia pustaka utama, 2008 edisi keempat.
[3]Pendapat Ulung koeshendratmoko yang dikutip www.koran-sindo.com,Razia (bukan) preman, Senin,  26 Januari 2015
[4]Dra. Ny Y. Singgih D. Gunarsa dan Dr. Singgih D. Gunarsa,psikologi untuk muda-mudi, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1991, hal 37
[5]  Imam wahyudianta melaporkan dalam detiknews.com dari surabaya pada hari selasa, 15 Desember 2009
[6] Nunik Hartini, Penyebab Rusaknya Moral Remaja, suara merdeka, 20 september 2003
[7]Prof. Dr. S. Nasution, M.A, Sosiologi Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara 1999, hal. 155

Tidak ada komentar:

Posting Komentar